BerkatnewsTV. Bahasa Jawa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi. Dari segi kuantitas pemakai bahasa Jawa lebih dari 150 juta jiwa yang tinggal di berbagai wilayah di pulau Jawa.
Bahkan orang Indonesia yang bermukim di luar negeri pun, masih dan sering menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi sehari-hari dan sebagai lambang jati diri bangsa.
Bahasa Jawa tidak hanya ada dan berkembang di pulau Jawa khususnya provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY, namun juga di beberapa negara seperti Belanda dan Suriname.
Secara geografis, bahasa Jawa adalah bahasa Ibu yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat di pulau Jawa (Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY).
Luasnya wilayah dan kondisi geografis menjadi salah satu sebab bahasa Jawa memiliki dialog-dialog yang berbeda-beda atau lebih dikenal dengan sebutan dialek.
Meskipun memiliki perbedaan pada setiap wilayah, bahasa Jawa memiliki tingkatan atau unggah-ungguh basa yang baku, dari bahasa Jawa ngoko sampai krama inggil dan penggunaannyapun sesuai dengan tingkatan dan umur.
Di Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY, bahasa Jawa dijadikan salah satu materi pelajaran muatan lokal wajib dipembelajaran di sekolah-sekolah mulai dari SD/MI sampai SMA/SMK.
Bahasa Jawa memiliki nilai sastra yang tinggi, namun bagi sebagian masyarakat pada umumnya bahasa Jawa juga memiliki struktur dan tata bahasa yang rumit.
Untuk menerapkannya sangatlah tidak mudah, apalagi bagi orang awam yang belum mengenal bahasa Jawa sama sekali. Hal ini disebabkan penggunaannya bukanlah menurut waktu yang akan datang seperti layaknya bahasa inggris yang memiliki tenses sehingga cukup mudah untuk dipelajari, melainkan menurut status orang yang berbicara dan dengan siapa ia berbicara.
Berikut beberapa pentingnya dan manfaat mengenalkan anak pada bahasa Jawa, khususnya bahasa Jawa krama sebagai bahasa Ibu:
Melestarikan Budaya
Dengan mengenalkan bahasa Jawa krama kepada anak sejak dini sedikit-demi sedikit akan membiasakannya untuk mengenal adat dan budaya Jawa khususnya.
Dari bahasa Jawa Krama kemudian dapat merambah ke lagu daerah, lagu Jawa (Macapat) dan adat istiadat kebudayaan Jawa sehingga menjadikan anak paham akan pentingnya budaya Jawa untuk mereka sebagai keturunan Jawa.
Ada Nilai Kesopanan
Bahasa Jawa krama mengajarkan kita untuk lebih bersikap sopan dan menghargai mereka yang lebih tua. Mengenalkan anak sejak dini akan pentingnya berkomuniksi dengan bahasa Jawa krama dalam kehidupan sehari-hari seperti percakapan dengan orang yang lebih tua darinya, anak akan menjadi terbiasa sampai dewasa.
Sebagai Cara Tanamkan Rasa Hormat
Proses mengenalkan anak dengan bahasa Jawa krama sebagai bahasa Ibu untuknya, dapat dijadikan sarana untuk menanamkan rasa hormat kepada yang lebih tua.
Bahasa krama yang sejatinya digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua akan menjadikan anak paham akan pentingnya unggah-ungguh dan rasa hormat kepada orang tua. Jika hal tersebut sudah ditanamkan sejak dini, akan berdampak positif ketika dewasa kelak.
Membantu Tumbuh Kembang Anak
Bahasa Jawa khususnya bahasa Jawa krama menjadi bahasa yang mungkin hanya sering dijumpai di tanah kelahiran mereka. Lain halnya dengan bahasa Indonesia yang memang menjadi bahasa nasional yang bisa diterapkan dimana saja.
Dengan mengenalkan anak dengan bahasa yang lain selain bahasa Indonesia akan membantu tumbuh kembang anak dengan baik. Kemampuan memiliki bahasa yang lebih dari satu akan meningkatkan kemampuan daya ingat yang lebih kuat.
Mempererat Tali Persaudaraan
Dengan mengenalkan bahasa Jawa krama bagi mereka sebagai keturunan Jawa akan mempererat hubungan anak dengan keluarga. Baik itu anak dengan orang tua, kakek, nenek, bude, pakde ketika seorang anak menggunakan bahasa Jawa krama akan menimbulkan kedekatan tersendiri. Sebagai anak akan terbiasa dilatih untuk menghormati orang lebih tua.
Demikianlah pentingnya anak untuk dibiasakan berbahasa Jawa krama melalui komunikasi di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah dan masyarakat. Selain dapat melestarikan keberadaannya juga sebagai salah satu pembentukan pendidikan karakter anak diabad 21.
Penulis: Gadis Ayu Kartika Sari, S.Pd
Guru Bahasa Jawa SMP Islam Wonopringgo Kabupaten Pekalongan