Polda Kalbar Bantah Lakukan Kekerasan Saat Demo

Aksi demo mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Ampera pada Rabu (28/10) malam bertepatan Hari Sumpah Pemuda berlangsung ricuh
Aksi demo mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Ampera pada Rabu (28/10) malam bertepatan Hari Sumpah Pemuda berlangsung ricuh. Foto: ist

Pontianak, BerkatnewsTV. Polda Kalbar membantah jika melakukan tindak kekerasan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demo di Bundaran Untan.

Penegasan itu disampaikan Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go terkait adanya kabar dua mahasiswa masuk rumah sakit diakibatkan kekerasan oleh aparat saat demo Rabu (28/10) malam bertetapan Hari Sumpah Pemuda.

“Informasi itu tidak benar,” tegasnya, Kamis (29/10).

Diakui Donny, memang ada dua mahasiswa yang berdemo dibawa ke rumah sakit Bhayangkara. Namun saat dilakukan pemeriksaan medis, keduanya mengalami keluhan sakit berupa mual, pusing dan muntah, serta gejala lain.

Kemudian dilakukan pemeriksaan awal dan CT scan terhadap salah satu mahasiswa dengan hasil tidak ada cidera atau pendarahan di kepala.

“Ada beberapa tes yang dilakukan dari penanganan pertama hinga CT scan. Hasilnya tidak ditemukan adanya cidera atau pendarahan” jelasnya.

Selanjutnya dilakukan tes Widal dimana didapatkan hasil mengalami sakit typus.

Baca Juga:

“Jadi dua mahasiswa ini satu typus dan satu mempunyai penyakit bawaan asma. Untuk mahasiswa yang penderita asma tersebut saat ini dalam keadaan sembuh,” terangnya.

Persoalan ini sambung Donny juga telah dijelaskan Kapolda Kalbar Irjen Pol R. Sigid Tri Hardjanto saat menemui Rektor Untan Garuda Wiko, Kamis (29/10 pagi.

“Pertemuan Kapolda Kalbar bersama Rektor Untan untuk meluruskan informasi terkait aksi unjuk rasa kemarin,” tambah Donny.

Ia sebutkan tujuan pertemuan ini lebih untuk meluruskan informasi tentang mahasiswa Untan yang sedang dirawat dan perkembangan kondisinya.(rls)