Kubu Raya, BerkatnewsTV. Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menyatakan dirinya biasa – biasa saja setelah disuntik vaksin covid-19 sinovac. Tidak ada reaksi atau efek samping negatif yang dirasakannya.
Pernyatan itu ia sampaikan setelah mengikuti vaksinasi covid-19 sinovac pada Kamis (14/1) pagi di Puskesmas Sui Durian. Vaksinasi juga diikuti oleh Ketua TP PKK, Sekda Kubu Raya, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kepala desa.
“Tidak ada efek. Mudah-mudahan tidak ada. Dulu waktu kita cacar dikasih obat turun panas. Kalau ada efek panas sedikit itu biasa karena tubuh menerima vaksin baru. Tapi biasanya normal kembali,” jelasnya.
Muda berharap masyarakat dapat mengikuti proses vaksinasi ini secara bijak. Tidak mudah percaya dengan berita – berita hoax yang beredar sehingga mengakibatkan rasa takut dan pro kontra.
“Saya merekomendasikan dan meminta amat sangat kepada elemen di bawah baik itu RT, RW, Kepala Desa atau pemuda apalagi kaum terdidik mari kita bijak dan mencari sumber informasi yang tepat dan akurat. Jangan sepotong yang hanya membangun opini tidak jelas,” harapnya.
Baca Juga:
Menurutnya, semua pihak hendaknya menjadi “hero” atau pahlawan di lingkungan masing – masing memberikan pencerahan dan edukasi kepada masyarakat. Jangan membuat situasi semakin berat.
“Berikan informasi dan edukasi yang positif karena ini akan berdampak juga terhadap anak cucu kita nanti. Jangan sampai mereka melihat hal-hal yang diyakininya negatif,” tuturnya.
Muda pun memastikan tidak akan memberikan sanksi denda atau pidana kepada masyarakat Kubu Raya yang menolak divaksin.
“Tidak usah ada perbincangan soal itu lah. Kita mau nya masyarakat itu kesadaran. Kita berusaha menghindarkan itu di Kubu Raya. Kita tidak mau ada pemaksaan di Kubu Raya. Kita mau masyarakat yakin dan lebih tenang karena itu justru membuat tidak panik,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan mengatakan memang ada beberapa yang tidak bisa divaksin karena mengidap penyakit penyerta.
“Macam – macam penyakitnya seperti hipertensi, asma, darah tinggi dan lainnya. Sehingga mereka ditunda dulu untuk divaksin,” jelasnya.
Disebutkan Marijan, setiap puskesmas akan ada vaksinator yang sudah terlatih dalam memberikan suntikan vaksin.
“Vaksinator ada di 40-an Puskesmas, 120 Polindes, dan 78 Pustu. Semuanya sudah paham karena seperti suntik biasa. Tidak ada yang baru. Hanya jenis vaksinnya saja yang baru,” terangnya.(rob)