Sanggau, BerkatnewsTV. Sebanyak 120 orang pekerja yang di PHK mendapat bantuan dari pengusaha untuk meringankan beban pekerja di tengah pandemi Covid-19.
“Mereka mungkin sudah tidak bekerja lagi, dirumahkan sementara sampai menunggu keadaan pulih,” ujar Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono usai menyerahkan secara simbolis bantuan sembako.
Menurutnya, terjadinya PHK ini akibat lesunya perekonomian yang melanda hampir seluruh dunia. Kondisi ini diperparah dengan pertumbuhan ekonomi yang kian merosot, bahkan bukan tidak mungkin anjlok hingga nol persen atau minus.
Hal ini pula yang menyebabkan perusahaan terpaksa mem-PHK atau merumahkan karyawannya. Oleh sebab itu, mereka akan diarahkan untuk mendapat kartu prakerja. Dengan mengantongi kartu prakerja, mereka akan memiliki skill dan bukti sertifikat keahlian tertentu.
“Ketika kondisi sudah pulih nantinya, mereka bisa bekerja kembali, baik secara mandiri maupun di perusahaan, dengan sertifikat keahlian yang mereka miliki,” jelasnya.
Pelaku UMKM juga mendapat berbagai kemudahan untuk mengembangkan usahanya. Kemudian langkah selanjutnya yang akan dilakukan pihaknya adalah pemulihan. Dari anggaran tanggap Covid-19 senilai Rp46,5 miliar, 70 persen dialokasikan untuk anggaran sosial.
“Kami juga masih menghitung lagi karena kemungkinan ada tambahan sesuai arahan dari pemerintah pusat,” sebut Edi.
Kepala Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMTK-PTSP) Kota Pontianak, Junaidi menerangkan, 120 pekerja yang di PHK akibat pandemi Covid-19 berasal dari sektor hotel, rumah makan atau restoran dan hiburan.
“Dalam program jangka pendek ini dengan membantu memberikan sembako kepada mereka yang terdampak,” terangnya.
Terkait dengan kartu prakerja bagi mereka yang di-PHK ini, Junaidi menuturkan bahwa mereka bisa mendaftarkan dirinya secara online melalui alamat website www.prakerja.go.id.
Berdasarkan surat edaran dari Gubernur Kalbar melalui Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Kalbar, pihaknya diminta untuk mendampingi para pekerja yang di-PHK atau pengangguran untuk diikutsertakan dalam program pemerintah tersebut.
“Karena mereka mungkin dengan keterbatasan sarana seperti internet dan sebagainya sehingga kita fasilitasi untuk mereka mendaftarkan diri pada program prakerja,” kata Junaidi.
Tak terkecuali para pekerja informal yang mungkin memiliki kekurangan di bidang IT, pihaknya akan membantu mereka mendaftarkan diri sebagai peserta program prakerja.
Bagi mereka yang sudah mendaftar, nantinya akan dibekali berbagai bidang kompetensi, misalnya bidang IT, mekanik dan sebagainya. Selama mengikuti pelatihan dalam tempo tiga bulan, para peserta program prakerja akan menerima insentif berupa bantuan uang transportasi.
“Jadi bukan berarti pengangguran itu dibayarkan, akan tetapi mereka difasilitasi pemerintah untuk dibekali keahlian tertentu dan ditunjang dengan bantuan uang transportasi,” pungkasnya.(jim)