18 Desa Katagori Rawan Karhutla

Meskipun anggaran penanganan dan pencegahan karhutla telah dialokasikan melalui ADD namun pembakaran lahan tetap terus terjadi. Dok

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Sebanyak 18 desa di Kubu Raya masuk dalam katagori rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Ke-18 desa itu tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Sui Raya, Kecamatan Rasau Jaya, Kecamatan Sui Ambawang dan Kecamatan Kuala Mandor B, Kecamatan Kubu dan Kecamatan Terentang,” ungkap Plh Kepala BPBD Kubu Raya Sulistiono diwawancarai Kamis (16/8).

Desa yang dikatagorikan rawan karhutla antara lain Desa Sui Raya, Desa Sui Raya Dalam, Desa Arang Limbung, Desa Limbung dan Desa Madu Sari.

Kemudian Desa Teluk Bakung, Desa Pancaroba, Desa Rasau Jaya Umum, Desa Rasau Jaya 1, Desa Terentang Hilir, dan Desa Seruat.

“Kebanyakan desa yang katagori rawan karhutla ini memiliki tekstur tanah gambut cukup tebal yang mudah terbakar,” jelasnya.

Namun sambung Sulistiono, api yang timbul lebih dominan dikarenakan ulah manusia yang membakar dengan sengaja dengan tujuan untuk membuka lahan.

“Ini sudah sering kali terjadi. Seperti kemarin sore di Desa Limbung pelaku pembakar lahan tertangkap saat akan memulai membakar lahan. Beruntung api belum membesar sehingga dengan cepat bisa dipadamkan,” tuturnya.

Pihaknya kata Sulistiono bersama tim gabungan lain seperti dari TNI/Polri telah bersiaga di setiap titik di desa-desa yang rawan terjadi karhutla.

“Jadi kami siaga dan standby terus di lokasi-lokasi yang dianggap rawan terjadi karhutla. Begitu ketahuan ada yang mencoba melakukan pembakaran langsung diamankan dan api segera dipadamkan,” jelasnya.

Sementara itu Camat Sui Raya Suhairi mengatakan pihaknya juga merangkul sekolah dengan mengedukasi para pelajar untuk lebih memahami dalam mencegah akan pentingnya menjaga lingkungan.

“Tujuannya agar masyarakat bisa lebih sadar dalam menjaga lingkungan tempat tinggal masing-masing dari karhutla,” jelasnya.

Camat Sui Ambawang, M. Jaini mengatakan untuk mengatasi karhutla pihaknya membuat sumur bor di sejumlah titik. Namun karena keterbatasan anggaran sumur bor yang dibuat belum maksimal.

“Bisa jadi lokasi kebakaran ini letaknya juga jauh dari sumur bor yang sudah di bangun, makanya kami masih berpikir untuk menambah pembuatan kanal dan sumur bor di titik yang rentan terjadi kebakaran,” pungkasnya.(rob)