loading=

Gen Z Dingatkan Waspadai Radikalisme Masuk Kampus

Gen Z Dingatkan Waspadai Radikalisme Masuk Kampus
Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU) Sanggau menggelar seminar bertajuk 'Peran Mahasiswa Dalam Menangkal Ideologi Radikalisme era 4.0" yang dihadiri ratusan mahasiswa dari perguruan tinggi di Sanggau pada Rabu (28/5/2025). Foto: pek/berkatnewstv

Sanggau, BerkatnewsTV. Ancaman radikalisme masih menjadi momok mengkhawatirkan di semua kalangan termasuk bagi kalangan Gen Z seperti mahasiswa yang dianggap rentan terkontaminasi.

“Isu ini penting kami angkat dalam seminar bersama rekan-rekan kita sesama generasi muda agar mereka melek dengan paham-paham radikalisme yang berpotensi menjadi pemicu konflik dan perusak bingkai Bhineka Tunggal Ika,” kata Ketua IPNU Sanggau, Muhammad Nur.

Karenanya, Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU) Sanggau menggelar seminar bertajuk ‘Peran Mahasiswa Dalam Menangkal Ideologi Radikalisme era 4.0″ yang dihadiri ratusan mahasiswa dari perguruan tinggi di Sanggau pada Rabu (28/5).

Menurut Nur seminar seperti ini menjadi salah satu sarana mereka mengenal lebih dekat apa itu radikalisme, ciri-cirinya dan bagaimana mereka harus berhadapan dengan paham-paham menyesatkan itu agar tidak terkontaminasi.

Ada dua pemateri yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Para Pemateri memberikan pemahaman mendalam mengenai ancaman ideologi radikal di tengah perkembangan teknologi digital.

Baca Juga:

Pemateri pertama, yakni Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sanggau, Antonius. Ia menekankan pentingnya deteksi dini terhadap penyebaran paham radikal, terutama di media sosial.

Menurutnya, mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agen perubahan untuk menyuarakan narasi kebangsaan dan memperkuat nilai-nilai Pancasila.

“Radikalisme sering menyusup lewat konten yang memanfaatkan ketidaktahuan atau keresahan generasi muda. Karena itu, mahasiswa harus aktif, kritis, dan selektif dalam menyerap informasi di era 4.0 ini,” ujarnya.

Pemateri kedua, H. Qomar Laila tokoh NU sekaligus pengurus MUI Sanggau yang mengupas radikalisme dari sisi keagamaan.

Ia menegaskan bahwa radikalisme bukan bagian dari ajaran agama mana pun. Dalam pandangannya, pemahaman agama yang moderat dan inklusif perlu terus dikembangkan di lingkungan kampus.

“Mahasiswa harus menjadi pelopor dalam menyebarkan Islam Rahmatan lil’alamin dan menghindari pemahaman yang eksklusif serta intoleran,” ia mengingatkan.(pek)