loading=

TikTok-Komdigi Ajak Generasi Muda Lawan Judol

TikTok - Komdigi Ajak Generasi Muda Lawan Judol
TikTok Indonesia bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI mengajak generasi muda untuk memerangi judi online. Ajakan itu seiring telah diluncurkannya kampanye bertajuk #LawanJudol pada 25/2/2025.

Jakarta, BerkatnewsTV. TikTok Indonesia bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI mengajak generasi muda untuk memerangi judi online. Ajakan itu seiring telah diluncurkannya kampanye bertajuk #LawanJudol.

“Regulasi dan literasi digital harus berjalan beriringan. Pemerintah terus berupaya memberantas perjudian online dengan kebijakan yang tegas. Tetapi edukasi 4ocial juga harus diperkuat agar masyarakat, khususnya mahasiswa, tidak mudah terjerumus,” kata Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan, Kementerian Komunikasi dan Digital RI, – Marroli Jeni Indarto saat Workshop TikTok Judi Online, Selasa (18/3).

Workshop TikTok Judi Online yang digelar secara virtual ini diikuti insan pers dan media anggota AMSI serta kreator TikTok maupun manajemen TikTok Indonesia.

Kampanye #LawanJudol bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Terutama generasi muda, tentang bahaya perjudian online serta mendorong pemanfaatan media sosial yang lebih produktif.

Head of Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, Hilmi Adrianto menegaskan bahwa TikTok memiliki kebijakan ketat terhadap judol. Di mana semua konten yang mempromosikan atau memfasilitasi aktivitas perjudian dilarang di platform.

“TikTok berkomitmen untuk memerangi penyebaran perjudian online melalui kebijakan yang jelas, fitur keamanan yang kuat, dan moderasi ketat untuk melindungi pengguna. Terutama generasi muda, dari risiko yang ditimbulkan. Melalui laman kampanye #LawanJudol di platform, kami juga menyediakan informasi kredibel dan edukatif dari sumber tepercaya untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Kami berharap kampanye ini dapat menjadi langkah kolaboratif untuk membangun ekosistem digital yang lebih positif dan aman,” jelas Hilmi.

Kampanye #LawanJudol telah dluncurkan pada Selasa (25/2) lalu dengan Mengangkat tema “Break The Cycle – Bangkitkan Potensi, Wujudkan Mimpi”, TikTok kian menegaskan komitmennya dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan positif.

Komitmen ini diwujudkan melalui kebijakan untuk menekan penyebaran konten terkait perjudian online dan melindungi pengguna dari risikonya dengan fitur keamanan dan moderasi yang kuat. Serta menyediakan informasi kredibel dari sumber tepercaya melalui laman kampanye #LawanJudol di platform.

Sepanjang Januari hingga Desember 2024, TikTok telah menghapus sekitar 900.000 video terkait perjudian online. Dari jumlah tersebut, sekitar 86% dihapus sebelum menerima tayangan, menunjukkan efektivitas sistem moderasi proaktif TikTok yang didukung oleh teknologi otomatis.

TikTok - Komdigi Ajak Generasi Muda Lawan Judol
Diskusi interaktif TikTok Kampanye #LawanJudol pada 25/2/2025 dihadiri Samuel Christ, Founder Seefluencer & Kreator TikTok; Laras Sekarasih, Ph.D, Dosen/Peneliti, Kelompok Riset Psikologi Ekonomi dan Konsumen, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia; Marroli Jeni Indarto, Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan, Kementerian Komunikasi dan Digital RI; Hilmi Adrianto, Head of Public Policy and Government Relations, TikTok Indonesia. Foto: ist/tmB/berkatnewstv

Baca Juga:

Lebih dari 99% penghapusan konten terkait perjudian juga dilakukan secara proaktif tanpa menunggu laporan pengguna. Selain itu, TikTok juga telah menghapus lebih dari 2,2 juta komentar dan hampir 35.000 iklan berbayar yang mempromosikan perjudian selama periode yang sama.

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Alexander Sabar, yang hadir mewakili Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, membuka acara Kampanye #LawanJudol menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor memberantas judol.

“Perjudian online tidak hanya berdampak pada aspek finansial tetapi juga pada kesehatan mental dan masa depan generasi muda. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi sangat diperlukan untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman dan edukatif,” jelasnya.

Ia pastikan pemerintah berkomitmen untuk terus memperketat pengawasan serta bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk platform digital seperti TikTok.

“Kami mengapresiasi langkah TikTok dalam mendukung upaya edukasi digital melalui kampanye #LawanJudol yang melibatkan generasi muda secara aktif,” ujarnya.

TikTok juga menggelar diskusi interaktif untuk mengupas dampak negatif perjudian online terhadap generasi muda, bersama narasumber dari pemerintah, akademisi dan komunitas kreator. Diskusi terarah ini membahas tentang bahaya kecanduan, gangguan akademik, hingga krisis finansial yang dapat timbul akibat terlibat dalam perjudian online.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Laras Sekarasih, Ph.D, menjelaskan perjudian online berpotensi menciptakan siklus ketergantungan yang sulit diputus, dengan risiko kecanduan yang tinggi.

“Judol dengan motivasi rekreasi atau melepas 4ocial dapat berkelindan dengan ilusi mendapatkan kekayaan secara instan. Secara probabilitas, orang akan kalah 4ocial melakukan judol. Namun, dalam keadaan merugi manusia akan cenderung mengambil risiko yang tidak rasional. Ini yang menyebabkan orang sulit berhenti bahkan 4ocial sudah mengalami kerugian besar. Oleh sebab itu, penting untuk mahasiswa menemukan kanal rekreasi dan metode pelepasan 4ocial yang lebih sehat,” jelasnya.

Sementara itu, kreator TikTok Samuel Christ, mendorong generasi muda untuk memanfaatkan platform digital secara produktif demi mendukung pengembangan diri dan potensi positif.

“Anak muda harus menyadari bahwa media 4ocial bisa menjadi alat untuk pertumbuhan diri dan peluang karier, bukan hanya hiburan semata. Gunakan platform ini untuk hal-hal yang bermanfaat. Bukan untuk aktivitas berisiko seperti judi online,” pungkasnya.(rob)