Sintang, BerkatnewsTV. Banjir di Sintang kali ini merupakan yang terbesar bahkan terparah sejak tahun 1963.
Bahkan BPNB mencatat sebanyak 24.522 KK atau 87.496 jiwa terdampak banjir. Selain itu 21.000 unit rumah, sarana ibadah dan 5 unit jembatan terendam.
Kepala BNPB Ganip Warsito menyatakan menyatakan langkah pertama yang dilakukan adalah memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
“Solusi jangka pendek penyelamatan bagi masyarakat yang rentan, ibu hamil, lansia, anak anak,” tuturnya, Selasa (9/11).
Baca Juga:
- Banjir di Sintang Level Kritis, Rencana PLN Shut Down
- Lasarus Salurkan Paket Sembako ke Korban Banjir
Solusi jangka panjang pihaknya sudah memiliki kajian-kajian ini bencana yang bisa kita antisipasi karena ini terkait iklim dan cuaca masalah kondisi dan kebiasaan masyarakat sehingga perilaku yang lebih dulu kita atasi.
“Kemudian yang ketiga penggunaan lahan (tata guna lahan ) yang harus diperhatikan didalam penentuanya dimana yang bagus untuk pemukiman dan mana yang harus untuk fasilitas pendukungnya ini betul-betul kita tata, artinya tata ruangnya yang harus dibenahi,” jelasnya.
“Dalam kontek kebencanaan dalam penanganan ya kita tidak berdiri sendiri artinya semua lembaga yang ada di daerah bersinergi membantu warga yang terdampak,” pungkasnya.(sus)