loading=

Hanya 6 Ribu Balita Ditimbang, Kesadaran Ortu Masih Rendah

Hanya 6 Ribu Balita Ditimbang, Kesadaran Ortu Masih Rendah
Kesadaran orang tua untuk melakukan penimbangan dan pengukuran terhadap bayi di Kota Singkawang masih rendah. Karenanya Pemkot Singkawang gencar melakukan pengukuran dan penimbangan balita serentak di seluruh wilayah Kota Singkawang pada Selasa (20/5/2025). Pengukuran Serentak Balita (PESERTA) sebagai upaya percepatan penanganan stunting. Foto: uck/berkatnewstv

Singkawang, BerkatnewsTV. Kesadaran orang tua untuk melakukan penimbangan dan pengukuran terhadap balita di Kota Singkawang masih rendah.

Data Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kota Singkawang menyebutkan dari total 14.491 balita yang terdata dalam aplikasi e-PPGBM, baru 6.794 atau sekitar 47 persen yang telah diukur dan ditimbang. Rendahnya cakupan ini menjadi perhatian utama pemerintah daerah.

Karenanya, Pemkot Singkawang gencar melakukan pengukuran dan penimbangan balita serentak di seluruh wilayah Kota Singkawang. Pengukuran Serentak Balita (PESERTA) sebagai upaya percepatan penanganan stunting.

Menurut Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro upaya pengentasan stunting terus dilakukan secara konsisten, termasuk melalui pemberian makanan tambahan dan penguatan kader posyandu.

“Pencegahan stunting tidak bisa parsial. Ini berkaitan erat dengan kesiapan fisik, mental, dan pola asuh yang sesuai standar kesehatan,” ujarnya saat launching PESERTA pada Selasa (20/5).

Baca Juga:

Launching dengan mengundang 200 balita dari lima kecamatan yang didampingi oleh masing-masing orang tua.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kota Singkawang, dr. Achmad Hardin, menyebutkan peserta launching dipilih secara khusus dari kelompok balita yang jarang datang ke Posyandu. Mereka dijaring dari 10 Puskesmas se-Kota Singkawang, masing-masing mengirimkan 20 anak.

“Kami undang langsung para orang tua yang selama ini terdata jarang membawa balitanya ke Posyandu. Ini bentuk pendekatan aktif dari kami,” ujar Hardin.

Ia mengaku kesadaran orang tua untuk membawa anaknya menimbang dan mengukur di puskesmas masih rendah.

“Jika kesadaran masih rendah, kita akan lakukan jemput bola. Yang penting, datanya harus akurat agar intervensi bisa tepat sasaran,” pungkasnya.(uck)