Turnamen Pencak Silat MKK 1 Berlangsung Sukses Ditengah Tekanan dan Intimidasi

CEO Maha Dewi Karya Kreasi, Liliek Maelani didampingi Ketua Harian IPSI Pontianak Suherman, Wasit Juri IPSI Heri Aca, pelatih dan panitia saat konfrensi pers turnamen pencak silat MKK 1, Kamis (14/11). Foto: egi
CEO Maha Dewi Karya Kreasi, Liliek Maelani didampingi Ketua Harian IPSI Pontianak Suherman, Wasit Juri IPSI Heri Aca, pelatih dan panitia saat konfrensi pers turnamen pencak silat MKK 1, Kamis (14/11). Foto: egi

Pontianak, BerkatnewsTV. Turnamen Pencak Silat Maha Dewi Karya Kreasi (MKK) 1 telah berlangsung dengan sukses kendati berbagai tekanan dan intimidasi terus berdatangan.

Sekitar 500 pesilat dari berbagai perguruan silat, sekolah dan pondok pesantren ikut berlaga di turnamen yang digelar pada tanggal 7 – 10 November 2024 di GOR Tabrani Ahmad dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.

Pencak Silat MKK 1 Championship ini mempertandingkan nomor seni tunggal, solo kreatif, dan laga dengan total hadiah puluhan juta rupiah dan memperebutkan hadiah utama satu unit sepeda motor honda.

Selain itu, para juara juga mendapatkan tropi dan medali serta sertifikat dari yang ditandatangani CEO MKK, IPSI Kota Pontianak dan KONI Kota Pontianak.

CEO Maha Dewi Karya Kreasi, Liliek Maelani menegaskan turnamen pencak silat MKK 1 ini murni diselenggarakan oleh event organization (EO) Maha Dewi Karya Kreasi bukan oleh perguruan silat.

“Alhamdullilah turnamen berjalan sukses berkat dukungan dari Disparpora Kota Pontianak, IPSI Kota Pontianak, KONI Kota Pontianak, Polsek Pontianak Barat, BPJS, Honda, dan pihak sponsor lainnya,” jelasnya saat konfrensi pers, Kamis (14/11).

Namun dibalik kesuksesan itu, Leni biasa ia disapa mengaku telah banyak mendapatkan tekanan dan intimidasi sejak sebelum pertandiangan, pada saat pelaksanaan hingga sudah selesai.

“Banyak pihak dan oknum yang ingin merusak serta menggagalkan kejuaraan ini dengan berbagai cara dan menyebarkan berita bohong atau hoax serta fitnah secara langsung maupun melalui media sosial,” ungkapnya.

Ia mencontohkan panitia dituduh tidak professional dan tidak sah dalam menyelenggarakan kejuaraan pencak silat. Padahal, secara legalitas MKK memiliki ijin dan rekomendasi dari instansi terkait seperti dari IPSI, KONI, DISPARPORA serta kepolisian.

Baca Juga:

Dan wasit juri sebagai tim penilai merupakan orang-orang yang telah memiliki sertifikasi silat dari IPSI dan telah puluhan kali diminta untuk di berbagai kejuaraan tingkat lokal, regional maupun nasional.

“Artinya, integritas dan kredibilitas serta kualitas dari wasit juri tidak perlu diragukan lagi. Apalagi, untuk skoring menggunakan sistem digital,” jelasnya.

Disamping itu sambung Leni, panitia juga telah menyiapkan tenaga medis dan dokter saat di lokasi pertandingan untuk membantu pertolongan pertama jika ada pesilat yang mengalami cidera.

Termasuk panitia juga telah memberikan perlindungan asuransi BPJS kepada para peserta jika terjadi insiden cidera saat pertandingan.

Jadi tambah Leni panitia langsung cepat tanggap dan merespon ketika ada peserta yang mengalami cidera dengan membawa peserta ke rumah sakit terdekat. Ini sebagai bentuk tanggung jawab dari panitia.

“Alhamdullilah mayoritas seluruh peserta yang cidera mengaku salut dengan panitia yang merespon dengan cepat dan tanggap. Bahkan panitia telah menanggung seluruh biaya pengobatan sehingga peserta tidak perlu lagi mengeluarkan biaya atau uang alias gratis sesuai ketentuan BPJS,” terangnya.

Menurut Leni, jika ada oknum atau pihak yang mengatakan bahwa Kejuaraan MKK 1 ini pertandingan yang ekstrem adalah penilaian yang salah. Sebab dalam olahraga bela diri apapun jika peserta mengalami insiden cidera itu hal yang biasa dan sering terjadi di berbagai kejuaraan hingga tingkat dunia. Termasuk olahraga permainan dan terukur juga biasanya sering terjadi cidera yang dialami atlet.

Bahkan ia sebutkan banyak peserta dan para pihak menilai positif Kejuaraan Pencak Silat MKK 1 ini dilaksanakan sesuai dengan standar IPSI. Apalagi, baru kali ini kejuaraan silat berhadiahkan sepeda motor.

“Jadi panitia telah bekerja maksimal menyelenggarakan kejuaraan. Jika ada kekurangan hal yang lumrah dalam kegiatan apapun. Tidak mungkin suatu kegiatan itu sempurna 100 persen karena hanya Allah SWT yang memiliki kesempurnaan itu. Apalagi ini merupakan kegiatan pertama yang diselenggarakan oleh MKK di bidang olahraga,” ujarnya.

Namun kekurangan yang ada tidak lah fatal. Akan tetapi Leni memastikan kekurangan itu tetap menjadi bahan evaluasi agar kedepannya dapat lebih baik lagi.

Ia juga menegaskan MKK dan panitia tidak lah antikritik dari siapapun. Namun, kritikan itu harus lah bersifat membangun.

“MKK dan pantia tegaskan tidak antikritik. Kami ucapkan terima kasih kepada para pihak yang menyampaikan kritikan namun hendaknya kritikan itu yang bersifat konstruktif dan solutif bukan untuk menjatuhkan yang tidak sesuai fakta di lapangan. Apalagi, jika tidak berada di lokasi pertandingan. Kami tidak tahu pasti apa motif terselubung dari kritikan yang disampaikan pihak pihak dan oknum itu,” tegasnya.

Menurutnya, para pihak atau oknum yang tidak senang di kejuaraan ini telah menciderai dan melukai semangat para pesilat Kalbar untuk meraih prestasi.(ebm)