loading=

Cuka Kayu Solusi Cegah Asap Karhutla

Kepala Daops Manggala Agni saat menjelaskan proses pembuatan cuka kayu kepada Kapolda Kalbar. Foto: Ist

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Daops Manggala Agni Kalbar telah membuat aplikasi pengolahan lahan tanpa bakar yakni cuka kayu. Zat cair ini diyakini sebagai salah satu solusi untuk mencegah asap karhutla yang kerap terjadi di Kalbar.

Temuan ini diapresiasi Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono saat menyambangi proses pembuatan cuka kayu di Manggala Agni Kalbar Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya, Jumat (29/11).

Menurut Kapolda dengan cuka kayu masyarakat tidak perlu lagi membuka lahan dengan cara membakar.

“Kalau membuka lahan dengan membakar banyak sekali dampaknya berbahaya baik ekonomi, kesehatan, transportasi dan lain sebagainya,” jelasnya.

Akan tetapi sambung Kapolda jika dengan cuka kayu justru akan menghasilkan nilai tambah ekonomi karena tebasan rumput dapat diolah menjadi cuka kayu yang manfaatnya untuk pertumbuhan tanaman.

“Ini justru akan dapat meningkatkan iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kalbar masih banyak sekali lahan kosong yang bisa dibuka namun dengan cuka kayu. Tapi kalau dengan membakar justru tidak ada manfaatnya,” bebernya.

Selain itu Kapolda menilai metode ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan bahkan bisa menjadi satu role model untuk di kabupaten lain.

“Saya akan sosialisasikan ini hingga ke jajaran di Babinkamtibmas dan desa,” tuturnya.

Cuka kayu adalah produk cair yang tidak melalui proses destilasi (penyulingan) atau kondensasi (pengembunan) asap sisa proses pembuatan arang seperti dari kayu, bambu, dan tempurung kelapa. Cuka kayu disebut juga asap cair atau asam pyroligneous.

Cuka kayu memiliki banyak manfaat bagi tumbuhan seperti merangsang pertumbuhan dan menambah kadar gula pada buah, menjadikan akar dan daun semakin kuat, serta memperkaya kesuburan tanah dengan mengatur nutrisi dan populasi mikrobiologi.

Cuka kayu juga bekerja sebagai penambah rasa untuk produk turunan pertanian, menghambat virus, bakteri, dan jamur, tanaman lebih tahan penyakit bila dicampur dalam konsentrasi tinggi, meningkatkan kualitas mikroba baik, mengusir serangga dari tanaman, meningkatkan fotosintesis pada daun, dan mengurangi hingga 50 persen pupuk yang dibutuhkan.

Alat penyulingan ini, bahan-bahannya terbilang sederhana. Bisa didapat dari barang yang sudah tidak terpakai seperti drum besi kapasitas 200 liter, tabung freon AC, bambu, pipa besi, selang, dan alat penampung berupa ember. Dalam sekali produksi, alat tersebut menghasilkan 20 liter cuka kayu.

Tim penegakan hukum karhutla Polda Kalbar sampai dengan saat ini memproses 69 kasus karhutla, yang terdiri dari 63 kasus perorangan dan 6 korporasi dengan total tersangka 77 orang. Dari para tersangka pembakar tersebut, 35 pelaku yang ditahan dan 42 pelaku tidak ditahan.

“Kami update penanganan kasus karhutla 69 kasus, tahap 1 total ada 15 kasus, yang sudah P 21 ada 4 kasus tahap II 43 kasus dan SP 3 hanya 1 kasus dengan total lahan yang terbakar 4.563,27 Ha,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kalbar Kombes Pol Mahyudi Nazriansyah. (rob)