loading=

Pasien RS Abdul Aziz Dinyatakan Negatif Difteri

Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Abdul Aziz Singkawang, Mularso

Singkawang, BerkatnewsTV. Satu pasien yang awalnya diduga suspect Difteri dan sempat dirawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang beberapa hari lalu, berdasarkan hasil Lab di Jakarta menyatakan bahwa hasilnya negatif Difteri.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Abdul Aziz Singkawang, Mularso dan menegaskan jika pasien yang bersangkutan pada hari Jumat (23/8) sudah boleh pulang ke rumahnya.

“Apabila hasilnya positip, maka kita akan mengambil tindakan terapi Anti Difteri Serum (ADS) selama sepekan kepada pasien tersebut,” kata Mularso.

Dirinya bersyukur, sampai dengan hari ini RSUD Abdul Aziz Singkawang belum pernah menangani pasien yang positip Difteri.

Meski terbilang berbahaya dan mematikan, sebenarnya penyakit Difteri masih bisa disembuhkan sepanjang belum terlambat.

Adapun ciri-ciri orang yang terkena Difteri, antara lain, pasien mengalami demam panas tinggi, kesulitan untuk menelan, kemudian ketika dilihat dalam rongga mulut tepatnya di kerongkongan terdapat bercak putih.

“Nah bercak putihnya itu yang kita ambil untuk di periksakan ke lab,” ujarnya.

Penyebabnya kurang mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap, faktor lingkungan juga bisa mengakibatkan hal serupa.

Kepala Seksi Surveilan dan Imunisasi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang, Pipuk Rejeki Handayani mengatakan meskipun satu pasien RSUD Abdul Aziz Singkawang yang awalnya diduga terkena Difteri dan berdasarkan hasil Lab Jakarta dinyatakan negatif.

Namun jika dilihat dari ciri-ciri fisik sebenarnya dia cenderung ke arah positip.

“Karena, negatifnya hasil lab itukan banyak faktor, apakah itu dari cara pengambilan atau sewaktu pengiriman sampel dan sebagainya. Jadi walaupun hasilnya negatif namun secara formil itu hasilnya positip sehingga disebutlah Difteri Kompatibel Klinis,” katanya.

Sehingga, untuk menghindari penyakit yang terbilang cukup berbahaya dan mematikan ini, masyarakat Singkawang diminta untuk memberikan imunisasi dasar yang lengkap terhadap anak-anaknya dari usia 0-12 bulan.

“Mengingat korban meninggal terhadap kasus Difteri di Kota Singkawang sudah pernah terjadi pada akhir 2017 lalu, sebanyak satu kasus dengan usia anak 3 tahun lebih,” ujarnya.(mzr)