loading=

FAO Kembangkan Padi Organik di Perbatasan RI – Malaysia

Wakil Direktur FAO di Indonesia, Ageng Herianto

Sanggau, BerkatnewsTV. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian RI berencana akan mengembangkan padi organik di wilayah perbatasan.

Kabupaten yang dipilih untuk pengembangan padi organik tersebut adalah Kabupaten Sanggau.

“Kenapa Sanggau dipilih? Karena informasi dari Kementerian Pertanian, akses pasarnya bisa lebih luas lagi. Sehingga kami sudah melakukan identifikasi ditingkat Kecamatan yang menjadi sasaran yakni Kembayan, Sekayam dan Entikong,” kata Wakil Direktur FAO di Indonesia, Ageng Herianto, Kamis (1/8).

Setelah melakukan identifikasi, melihat dan bertemu dengan para kelompok tani di tiga Kecamatan tersebut, lanjut Ageng, ada sekitar 103 hektar lahan yang sudah siap untuk program ini.

“Di tiga Kecamatan itu, petaninya mau, wilayah dan fasilitasnya termasuk sawah organik juga relatif siap,” ujar Ageng.

Langkah pertama yang akan dilakukan FAO adalah memperkuat proses produksi petani.

“Yang pertama, harus diperkuat dulu adalah proses produksinya, karena pertanian organik itu memerlukan sertifikasi dan lain sebagainya. Nanti kalau sudah sesuai sertifikasi yang kami rencanakan dalam tiga musim tanam, selanjutnya akan disertifikasi,” terang dia.

Tapi pada saat bersamaan, tambahnya, pengalaman – pengalaman dibanyak tempat, pertama, keterlibatan Pemerintah Daerah harus juga kuat.

“Supaya apa? Supaya bersama – sama kita mengupayakan. Nah, pada pengalamannya kelompok organik itu didukung oleh Pemerintah Kabupaten kemudian perlahan – lahan dia bisa mencari pasar yang lebih luas lagi. Jadi ada tahapan – tahapan yang kita perkuat dulu diproses produksinya,” pungkas Ageng.

Masih disampaikan Ageng, bahwa tanaman padi organik ini akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan.

“Ini yang utama, karena lingkungannya semakin baik, kualitas pakannya juga semakin baik dan kualitas pangannya juga semakin baik, dan itu akan diikuti oleh upaya kesejahteraan petani karena mampu menghasilkan dan menjual produk dengan kualitas tinggi,” terangnya.

Kepala Dishangpang Hortikan Sanggau, John Hendri menyampaikan agar petani mendapatkan sertifikasi padi organik, harus ada langkah – langkah yang harus ditempuh.

“Misalnya, tidak boleh menggunakan pupuk kimia dan perbanyak menggunakan pupuk organik. Untuk memastikan padi itu bebas dari pupuk kimia, ada yang namanya sertifikasi, makanya ada istilah ISO 9000 dan sejenisnya, dan FAO ini sampai kesana, mereka mendampingi kitq sampai mendapatkan sertifikasi itu,” katanya.

Program ini akan dimulai tahun 2019 sampai 2021. Jadi ada konsep FAO ini yang akan diserap untuk disebarkan lagi kepada Kecamatan yang belum.

“Kalau inikan FAO ful untuk tiga Kecamatan, tahun 2020 kita coba usulkan di APBD kita untuk Kecamatan lain yang belum. Ya mudah – mudahan bisa berjalan,” imbuhnya.(dra)