loading=

Askiman Minta Investor Sawit Selesaikan Masalah Sosial

Wakil Bupati Sintang didampingi Gunadi Kabid Pengembangan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan, Muhammad Munawir dari WWF Indonesia serta Fakhrurrazi dari PT Lyman Agro dialog interaktif di studio luar RRI. Foto: Susi

Sintang, BerkatnewsTV. Pemkab Sintang mendorong investor untuk segera dapat menyelesaikan masalah sosial dampak dari investor.

Hal ini terangkum dalam dialog luar Studio RRI oleh Wakil Bupati Sintang Askiman dengan mengusung tema Pembangunan Perkebunan Sawit Berkelanjutan” di Balai Pegodai Kompleks Rumah Dinas Wakil Bupati Sintang, Jum’at(11/1).

Wakil Bupati Sintang didampingi Gunadi Kabid Pengembangan Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan, Muhammad Munawir dari WWF Indonesia serta Fakhrurrazi dari PT Lyman Agro.

“Sintang terdapat kebun sawit terluas di Kalbar dengan adanya 47 perkebunan kelapa sawit. Masalah tentu saja ada terjadi di lapangan. Untuk itu, perusahaan harus serius membantu masyarakat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan investasi perkebunan,” ia mengingatkan.

Menurutnya, kondisi sosial masyarakat harus menjadi perhatian oleh perkebunan.

Askiman juga mempersoalkan pemindahan tangan pemilik perusahaan pada beberapa perkebunan. Pemda seharusnya ikut campur mengawasi pemindahan tangan pemilik perusahaan.

“Karena biasanya kebijakan perusahaan juga akan berubah” ungkapnya.

Askiman juga mendorong semua perusahaan meningkatkan kualitas kebun. Maka pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap luasan wilayah perkebunan.

“Kalau masih ada lahan dikawasan yang sudah diberikan ijin tetapi tidak digarap. Itu masuk penelantaran lahan. Kalau perlu lahan itu dikembalikan kepada masyarakat. Saat ini ada banyak perusahaan bisa menanam tetapi tidak ada pabrik. Ada penambahan lahan tetapi kapasitas pabrik tidak ditambah. Pasar luar negeri khususnya eropa sekarang sudah mulai melihat dampak lingkungan perkebunan kelapa sawit” tambah Askiman.

“saya juga berharap investor untuk dapat memperhatikan jarak tanam dengan pinggiran sungai dan sumber air. Saya melihat ini belum ideal. Saya juga tidak mau mendengar kalau perusahaan hanya pelihara jalan kebun inti sementara jalan kebun plasma dibiarkan,” tegasnya.

Disebutkan Askiman, persoalan-persoalan sosial muncul kalau masyarakat tidak diperhatikan oleh pihak perusahaan. Konsep Kabupaten Lestari memerlukan komitmen semua pihak. Ini konsep baik yang harus diperhatikan.

“Kita bersyukur investor mau masuk ke Sintang dan membawa dampak positif. Tetapi dampak negatif harus kita selesaikan” tegas Askiman.(sus)