Pontianak, BerkatnewsTV. Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa mendorong dua hal penting terkait industri perkebunan kelapa sawit.
Yakni Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Tandan Buah Segar (TBS).
Terkait dengan PSR, Karolin meminta kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) agar segera merealisasikan program sarana dan prasarana kebun kelapa sawit pada wilayah Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
“BPDPKS agar segera membantu petani dalam hal ini mereka yang sudah melaksanakan PSR dengan segera merealisasikan program sapras seperti akses jalan, bantuan pupuk dan sebagainya agar mereka para petani sawit bisa terbantu,” harapnya.
Karolin sampaikan itu saat menjadi narasumber di seminar tata kelola industri sawit dan komitmen penerapan sawit berkelanjutan di Kalbar yang diinisiasi Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalbar rangkaian dari pelantikan pengurus AMSI Kalimantan Barat, Senin (5/9).
Baca Juga:
“Banyak sekali permasalahan yang kami hadapi pada waktu itu seperti legalitas status tanah, koordinasi lintas sektoral maupun penegakan aturan, tetapi dengan keseriusan dan kekompakan maka peremajaan sawit rakyat di Kabupaten Landak bisa terealisasi. Saat ini sudah ada 5.887 hektare PSR dan masih ada 2.435 hektare yang sedang berjalan untuk persetujuan PSR,” ungkapnya.
Karolin juga meminta Menteri Perdagangan untuk segera menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) pada komoditi kelapa sawit.
“Saat ini harga komoditi kelapa sawit yakni TBS sangat beragam, mulai dari Rp 1.500 per kilogram hingga Rp 2.000 per kilogram. Sehingga kita meminta menteri harus menentukan HET tersebut karena komoditi kelapa sawit ini juga sudah menjadi salah satu komoditi unggulan di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat dan Kabupaten Landak,” ujarnya.(rob)