Pontianak, BerkatnewsTV. Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengaku bingung dengan partai yang dipimpinnya kerap timbul konflik sesama kader.
“PPP genit dengan konflik. Konflik dimulai dari si A yang tak suka dengan si B. Begitu sebaliknya dan seterusnya. Kalah konflik, menang juga konflik antar sesama kader,” katanya disela rakorwil PPP Kalbar, Sabtu (2/11).
Sehingga Suharso menilai sepertinya tidak ada keiklasan dan ketulusan jika ada saudara-saudara nya sesama kader PPP untuk maju selangkah atau seranting kedepan.
“Bingung saya seperti ini. Kalau kita mau diperhitungkan maka harus bisa menjadi contoh. Sebab sumber kelemahan PPP itu terlalu lamanya berkonflik dan terlalu genitnya berkonflik. Jadi, saya meminta kepada seluruh kader PPP selesailah konflik,” tegasnya.
Konflik internal di tubuh PPP waktu lalu mengakibatkan terjadi dualisme kepemimpinan tidak hanya di tingkat pusat namun juga berimbas hingga ke seluruh daerah di Indonesia.
Imbasnya, sejumlah kader PPP banyak yang hijrah ke partai politik lain untuk mencari kendaraan politik baru pada saat Pemilu Legislatif (Pileg) lalu.
Akibatnya, suara PPP langsung anjlok hampir di seluruh daerah di Indonesia. Bahkan, di beberapa kantong suaranya, PPP tidak memperoleh kursi di parlemen baik tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.
Belajar pengalaman itu, Suharso pun berharap PPP Kalbar hendaknya bisa menjadi contoh bagi daerah lain bagaimana konflik itu bisa diredam dan bahkan bisa memulihkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu muncul.
“Dengan begitu insyallah akan bisa mengembalikan kejayaan PPP dan mendongkrak kembali suara PPP yang sekarang ini memang turun,” ujarnya.
Suharso yang juga Menteri Bappenas ini meminta agar kader PPP mendukung jalannya roda pemerintahan di daerah meskipun tidak ada kader PPP yang menjadi kepala daerah.
“Kalau pun mau mengkritik, kritiklah yang konstruktif untuk kemajuan daerah,” pesannya.
Sementara itu Gubernur Kalbar Sutarmidji menyatakan dirinya hingga kini masih menjadi kader PPP.
“Saya tidak pernah keluar. Kartu PPP saya masih berlaku sejak tahun 1981,” tegasnya.
Ia pun yakin PPP masih bisa bangit kembali. Paling jelek masih bisa bertahan. Apalagi kalau kondisinya dipulihkan. “Maka persatuan dan kesatuan internal terus dikuatkan. Komunikasi politik diintenskan,” ucapnya.(rob)