Kubu Raya, BerkatnewsTV. Jamu dikenal dengan rasanya yang enak dan efek samping yang minim. Dengan mengonsumsi jamu, seseorang akan mendapat beragam manfaat. Baik menjaga kebugaran hingga mengobati dan mengurangi rasa sakit pada perempuan ketika datang bulan. Kekayaan inilah yang membuat Mahwiyah berkecimpung mengolah bahan alam dan rempah menjadi jamu tradisional.
Namun tak seperti penjual jamu kebanyakan, Mahwiyah mengolah jamu buatannya dalam bentuk serbuk instan. Usaha ini sudah dijalaninya sejak tahun 2016. Ibu rumah tangga ini bercerita ketika memulai usaha belum banyak masyarakat yang tertarik mengolah bahan alam dan rempah menjadi minuman herbal. Daya saing yang sedikit membuat Mahwiyah makin semangat.
Istri dari Eko Suharyono mengatakan bahan alam dan rempah yang dijadikan sebagau bahan baku jamu instannya ini cukup banyak ditemui di Pontianak. Salah satunya adalah bawang mekah. Produksi bawang mekah menjadi bahan jamu ini bermula ketika membuatkan sang suami minuman untuk mengurangi kolesterol.
“Melihat perkembangan suami setelah meminumnya membuat saya yakin untuk mengolah bawang mekah kedalam bentuk jamu seperti bahan lainnya,” ujarnya.
Kini sudah ada 11 varian jamu instan yang disediakan ibu tiga anak ini. Mulai dari gula jahe, kencur, temulawak, kunyit asam, kunci sirih, kunyitputih, jahe merah, bawang mekah, dan pacekap (mengkudu). Sampai bahan alam dan rempah yang dicampur seperti jahe merah dan jahe, kencur dan temulawak (JKT 3 in 1).
Sebelum sukses meracik produknya. Mahwiyah lebih dulu mengalami kegagalan sampai 15 kali, khususnya dalam proses meracik bahan alam hingga menjadi serbuk. Karena jika salah sedikit atau lengah, bahan cair yang dimasak bersamaan dengan gula bisa gosong. Atau adonan kurang halus sehingga tak dapat dijadikan serbuk.
Ibu berusia 57 tahun ini juga sempat memiliki pengalaman saat memilih bahan baku. Saat itu, jahe pilihannya tampak bagus diluar. Tetapi bagian dalamnya justru busuk. Dari situlah Mahwiyah mulai selektif. Bahkan ia tak segan mencium bahan agar tahu kualitasnya. “Bahan baku langsung saya beli dari petani. Selain mendapatkan kualitas bahan yang baik karena masih segar, saya juga ingin membantu petani daerah,” tuturnya.
Di awal memasarkan produk Mahwiyah tak malu untuk terjun langsung. Bahkan ia meminta tetangga dan orang terdekat untuk mencicipi terlebih dahulu. Sejauh ini respon masyarakat terhadap produknya sangat baik. Walau tak jarang ia mendapat komentar dari konsumen yang baru pertama kali mencoba.
“Ada yang mengatakan jamunya terlalu manis dan menggunakan induk gula. Tapi, saya coba menangapinya dengan baik. Produk ini murni menggunakan gula pasir, bukan induk gula,” ungkapnya.
Sempat juga ada konsumen yang buang air besar (BAB) setelah meminum produknya. Setelah ditanyakan, ternyata konsumen tersbeut meminumnya melebihi takaran alias overdosis. Menyikapi kejadian tersebut, Mahwiyah menyertakan komposisi dan takaran penyajiannya.
Produk jamu instan hijriah ini sudah dikenal luas di masyarakat Indonesia. Mahwiyah termasuk aktif mengikutsertakannya dalam berbagai event. Ditemui BerkatnewsTV di kediamannya di Sungai Raya Dalam Kab. Kubu Raya, keikutsertaan Mahwiyah juga sebagai salah satu cara mengenalkan dan menawarkan produk agar lebih dikenal luas. tak heran jika konsumennya sudah menyebar di seluruh Indonesia.
“Kedepannya semoga bisa menjalankan usaha dengan baik. Saya berharap ada rumah kemasan sehingga mempermudah masyarakat yang berkecimpung di UMKM,” harapnya.
Terkait dengan produk yang dijual, Jamu Instan Hijriah ini dijual seharga Rp10ribu perbungkus dengan berat 100g.