Klinik Fertilitas Bantu Pasutri Sanggau yang Belum Miliki Anak

Ketua TP PKK Sanggau meresmikan Klinik Fertilitas yang pertama berdiri di Kabupaten Sanggau
Ketua TP PKK Sanggau meresmikan Klinik Fertilitas yang pertama berdiri di Kabupaten Sanggau. Foto: pek

Sanggau, BerkatnewsTV. Warga Sanggau yang ingin mendapatkan keturunan tak perlu lagi jauh-jauh berobat ke luar daerah. Sebab Rumah Sakit Umum (RSU) Sentra Medika Sanggau kini telah membangun Klinik Fertilitas.

“Saya mengajak semua dokter dan tenaga medis, tidak hanya Obgyn untuk memberikan dukungannya serta sinerginya kepada RSU Sentra Medika Sanggau karena tujuannya sangat mulia, yaitu menolong bagi pasangan suami istri yang mendambakan kehamilan dan keturunan,” kata Ketua TP PPK Sanggau Arita Apolina saat peresmian, Rabu (30/3).

Klinik Fertilitas ini membantu pasutri Sanggau yang mengalami Infertilitas yaitu gangguan sistem reproduksi yang menyebabkan kegagalan untuk mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi.

“Ini tentunya perlu penanganan yang khusus karena penyebabnya bisa berbagai macam, baik dari gaya hidup, Imunologi, maupun penyakit infeksi. Secara garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas akan menjalani proses panjang dari evaluasi dan pengobatan, dimana proses ini dapat menjadi beban fisik dan psikologis bagi pasangan infertilitas,” terangnya.

WHO mencatata prevalensi kejadian infertilitas di dunia diperkirakan sekitar 50 – 80 juta pasangan suami – istri. Dan diperkirakan pula ada sekitar 2 juta penambahan kasus di setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, menurut data dari RISKESDAS pada tahun 2013 diperkirakan sekitar 15 – 25 persen dari semua pasangan mengalami kejadian infertilitas.

Baca Juga:

Infertilitas tidak semata – mata terjadi kelainan pada wanita saja. Menurut WHO memang wanita lebih banyak mengalami infertilitas, namun dari hasil penelitian dibuktikan bahwa suami menyumbang 25 – 40 persen dari angka kejadian infertil, sedangkan istri 40 – 55 persen, dan 10 persennya adalah faktor idioptik.

“Tentu saja hal ini dapat menghapus anggapan atau asumsi di kalangan masyarakat luas bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita atau istri,” ujarnya.

Arita berharap Klinik Fertilitas Indonesia ini tetap mengedepankan kualitas dan pelayanan yang prima dan biaya yang terjangkau sehingga bisa lebih banyak melayani masyarakat tanpa jauh-jauh ke luar kota.

Sementara itu, Direktur RSU Sentra Medika Sanggau, dr. Windi Ratu Dewi menjelaskan Klinik fertilitas ini menyediakan layanan program kehamilan dari mulai tahapan awal seperti terapi obat-obatan maupun hormonal, HSG kemudian program unggulan klinik ini yaitu IUI, atau yg lebih dikenal dengan program inseminasi.

“Dulunya hanya tersedia di kota-kota besar saja, kini sudah bisa dilakukan di klinik fertilitas RSU. Mitra Medika Sanggau,” ujarnya.(pek)