Sanggau, BerkatnewsTV. Ketua Satgas Penanganan Karhutla Kabupaten Sanggau Yohanes Ontot menyebut dari 34 perusahaan perkebunan dan HTI yang beroperasi, baru 4 perusahaan yang sudah memenuhi janjinya menyumbang masker standar untuk penanganan Karhutla.
Perusahaan tersebut adalah PT. Bumi Tata Lestari (BTL), PT. Agrina Sawit Persada (ASP), PT. SISU 2 dan PT. Agri Sentral Lestari.
“Dari 34 perusahaan itu, baru 4 yang sudah memenuhi janjinya,” kata Ontot ditemui usai memimpin apel pagi di Posko penanganan darurat bencana, Selasa (20/8).
Ontot menyebut, batas akhir penyerahan masker tersebut adalah pada hari ini tanggal 20 Agustus 2019.
“Nanti kita lihat hari ini, kita tagih terus, saya minta BPBD tagih terus,” kata Ontot yang juga Wakil Bupati Sanggau.
Disinggung langkah apa yang akan diambil Satgas Karhutla terkait mangkirnya sejumlah perusahaan dari janjinya tersebut, Ontot enggan berkomentar.
“Ya nanti kita lihatlah. Tapi saya yakin karena mereka sudah sepakat kemarin tu. Ya mudah – mudahan jangan janji tinggal janji,” pungkas Ontot.
Ontot menjelaskan, bahwa masker yang sudah diterima akan diperuntukan untuk petugas Karhutla di lapangan.
“Karena memang resiko petugas di lapangan yang berjibaku dengan api dan asap itu sangat luar biasa,” terangnya.
Terkait kondisi Karhutla saat ini, Ontot menerangkan bahwa Karhutla tidak hanya terjadi pada musim kemarau, tapi juga berpotensi terjadi di musim hujan, meskipun tidak masif. Namun begitu, strategi penanganan Karhutla, baik musim kemarau ataupun musim hujan harus dijalankan.
“Harus ada persiapan, baik dari sisi manusianya, pelaratannya maupun pembiayaannya dan strategi yang harus kita buat, termasuk mapping untuk kita bisa meningkatkan mitigasi terhadap bencana,” bebernya.
Ke depan, dalam penanganan Karhutla, Ontot menginginkan penanganan disesusuaikan dengan kondisi di lapangan.
“Kita tidak boleh lagi nunggu kebakaran terjadi, tapi sudah kita awasi di situ. Misalnya daerah – daerah yang rawan terbakar akan kita awasi, ke depan nanti seperti itu. Jadi ndak ada lagi cerita nunggu kebakaran baru kerja, ngejar ke lokasi jak dah habis waktu,” tuturnya.(dra)