BerkatnewsTV. Dalam dunia bisnis, pengambilan keputusan investasi merupakan hal yang krusial. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek investasi adalah metode payback period. Metode ini memberikan gambaran yang sederhana namun efektif mengenai waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal. Dengan kata lain, payback period menunjukkan seberapa cepat sebuah proyek dapat menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya awal investasi.
Pengertian Payback Period
Payback period adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kembali total investasi awal dari suatu proyek melalui arus kas masuk. Semakin singkat payback period, maka semakin cepat pula investasi tersebut dapat kembali. Konsep ini sangat populer karena mudah dipahami dan diterapkan, sehingga menjadi alat analisis yang sering digunakan oleh para pengambil keputusan bisnis.
Cara Menghitung Payback Period
Perhitungan payback period relatif sederhana. Caranya adalah dengan membagi total investasi awal dengan arus kas bersih tahunan. Jika arus kas bersih setiap tahunnya tidak konsisten, maka perhitungan dilakukan secara kumulatif hingga total arus kas masuk sama dengan total investasi awal.
Contoh Perhitungan
Misalnya, sebuah perusahaan menginvestasikan Rp100.000.000,- untuk sebuah proyek baru. Proyek tersebut diproyeksikan menghasilkan arus kas bersih sebesar Rp25.000.000,- setiap tahunnya. Maka, payback period-nya adalah:
Payback Period = Total Investasi Awal / Arus Kas Bersih Tahunan Payback Period = Rp100.000.000,- / Rp25.000.000,- Payback Period = 4 tahun
Artinya, perusahaan tersebut diperkirakan akan mendapatkan kembali total investasinya dalam waktu 4 tahun.
Kelebihan dan Kekurangan Payback Period
• Kelebihan:
o Mudah dipahami dan dihitung.
o Fokus pada pengembalian modal secara cepat.
o Cocok untuk proyek-proyek dengan risiko tinggi.
• Kekurangan:
o Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
o Mengabaikan arus kas yang terjadi setelah payback period.
o Tidak mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi di masa depan.
Metode payback period merupakan alat analisis yang sederhana dan berguna untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek investasi. Namun, perlu diingat bahwa metode ini memiliki beberapa keterbatasan. Oleh karena itu, sebaiknya payback period digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, bukan satu-satunya faktor penentu. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif, sebaiknya metode payback period dikombinasikan dengan metode analisis lainnya, seperti Net Present Value (NPV) atau Internal Rate of Return (IRR).(*)