loading=

Kalbar Diterjang Bencana Banjir dan Longsor

Cuaca ekstrem yang melanda Kalbar mengakibatkan sejumlah daerah terendam banjir bahkan ada yang hingga mencapai dua meter.
Cuaca ekstrem yang melanda Kalbar mengakibatkan sejumlah daerah terendam banjir bahkan ada yang hingga mencapai dua meter. Foto: ist

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Akibat cuaca ekstrem, hampir seluruh daerah di Kalimantan Barat diterjang bencana banjir dan longsor.

Banjir menerjang mulai dari Kota Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas, Landak, Sanggau, Sintang, hingga Kapuas Hulu. Termasuk wilayah selatan Kalbar yakni Ketapang dan Kayong Utara.

BMKG Stasiun Pontianak telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang melanda Kalbar sejak 13 – 14 Juli.

Berdasarkan data pengamatan 24 jam di 8 Stasiun Pengamatan BMKG Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan hujan kategori ekstrem >150mm terjadi di Paloh (Sambas), Jongkat (Mempawah), dan Supadio (Kubu Raya).

Hujan kategori sangat lebat (100 – 150mm) terjadi di Kota Pontianak. Hujan lebat (50 – 100mm) terjadi di Nanga Pinoh (Melawi), Tebelian (Sintang) dan Rahadi Oesman (Ketapang). Hujan sedang (20 – 50mm) terjadi di Putussibau (Kapuas Hulu).

Cuaca ektrem ini juga dipicu oleh pasang air laut maksimum pada saat yang bersamaan.

“Berdasarkan data water level yang diamati di Muara Sungai Kapuas oleh Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak menunjukkan adanya peningkatan tinggi muka air pada tanggal 13 Juli 2021 mulai pukul 20.00 WIB sampai Pukul 24.00 WIB,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak Nanang Buchori dalam siaran resmi lewat instagram BMKG Pontianak, Rabu (14/7).

Baca Juga:

Puncak pasang terjadi pada Tanggal 13 Juli 2021 pukul 23.00 WIB setinggi 268 cm. Pasang maksimum beberapa hari sebelumnya adalah 245 cm.

BMKG mencatat faktor meteorologis yang diduga penyebab hujan lebat secara merata ini antara lain

  1. Aktifnya gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation pada kuadran 2 – 3, ditandai dengan luasnya wilayah yang terjadi hujan lebat
  2. Penumpukan angin dengan kecepatan rendah pada ketinggian 3.000 feet di Kalbar, yang mendukung mudahnya terbentuk awan penghujan di Kalbar.
  3. Suhu muka air laut yang hangat di sekitar Kalbar dengan anomali 0.5 – 1.0°C, sehingga suplai uap air banyak.
  4. Kelembaban Udara yang tinggi sampai lapisan atas. Dll

Namun BMKG memprakiraakan mulai tanggal 15 – 20 Juli 2021 cuaca di wilayah Kalbar dominan berawan, tidak hujan dan panas, sehingga pada periode ini perlu diwaspadai potensi mudahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan.(tmB)