Description

Desa Parit Baru Alokasikan BLT Rp540 Juta

Kepala Desa Parit Baru Musa menyerahkan BLT kepada penerima warga miskin yang sedang menderita sakit diabetes. Foto: Robby

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Desa Parit Baru mengalokasikan Rp540 juta untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Anggaran itu bersumber dari APBDes Tahun 2020 yang direalokasikan untuk penanganan pandemi covid-19.

Kepala Desa Parit Baru Musa mengatakan nilai BLT ini terdiri dari Rp600 ribu per KK per bulan untuk tiga bulan kedepan. Kemudian Rp300 ribu per KK per bulan untuk tiga bulan berikutnya.

“Nilai ini sudah ketentuan dari pemerintah pusat. Kami hanya menjalankan saja dengan merealokasi dari APBDes,” jelasnya usai menyerahkan BLT kepada penerima di Desa Parit Baru, Jumat (22/5).

Ia sebutkan total penerima BLT di Desa Parit Baru sebanyak 200 KK. Nantinya penerima dilakukan secara bergiliran. Penerima yang telah menerima ditahap pertama tidak akan lagi menerima tahap kedua.

“Jadi bergantian. Ini supaya masyarakat yang benar-benar berhak dan layak lainnya juga bisa menerimanya. Maka pendataan yang dilakukan RT, RW dan Kepala Dusun ini akan dilakukan selektif ketat,” terangnya.

Musa sebutkan, realokasi APBDes untuk BLT telah melalui Musdes Khusus yang dilakukan secara terbuka bersama BPD dan elemen masyarakat.

Ia pun berharap para penerima BLT, dapat gunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab hingga kini belum diketahui kapan pandemi akan berakhir.

“Belanjakan untuk keperluan sehari-hari, jangan konsumtif. Simpan saja untuk sembako. Kita tidak tahu keadaan sekarang ini kapan berakhir,” ia mengingatkan.

Baca Juga :
* Penerima BLT Dana Desa di Kubu Raya 12 Ribu KK
* 34 Ribu Paket Sembako di Kubu Raya

Salah satu penerima BLT Jap Kim Sang mengatakan sebagian BLT yang diterimanya akan digunakan untuk kebutuhan berobat lantaran ia menderita sakit diabetes.

“Saya terima kasih sudah mendapat bantuan ini dari kades. Akan saya gunakan untuk berobat,” ucapnya.

Riki Adriyati istri Jap Kim Sang memastikan BLT yang diterima akan digunakan untuk berobat dan sehari-hari.

“Saya hindari yang bersifat konsumtif. Apalagi penghasilan saya sebagai tukang cuci pasti tahu lah. Suami dalam keadaan sakit, jadi saya harus mencari nafkah,” pungkasnya.(rob)