Pontianak, BerkatnewsTV. Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KOMDA KIPI) Kalbar menyatakan Riski Wahyu Purnomo (12) murid kelas VI SDN 17 Kecamatan Pontianak Utara, meninggal diduga karena radang otak (ensefalitis).
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh KOMDA KIPI bersama Dinkes Provinsi dan Dinkes Kota Pontianak pada Press Conference di Ruang Sekretaris Dinas Kesehatan Kalbar, Senin (13/8) sore.
Dalam keterangan persnya, Ketua Komda KIPI Kalbar, Dr. James Alvin Sinaga mengatakan, dari hasil CT-scan dan kesimpulan radiologi terjadi pembengkakan di otak Wahyu atau radang otak.
“Sementara vaksin Measles Rubella (MR), tidak menyebabkan radang otak karena virusnya sudah dilemahkan dan ketika diberikan dalam bentuk imunisasi maka akan menjadi imun di tubuh anak,” ujarnya.
Terkait kasus Wahyu pada 2 Agustus 2018 sebelum dilakukan imunisasi MR, Wahyu dalam keadaan sehat yang dibuktikan dengan formulir screening yang telah ditandatangani dan diisi oleh orang tua Wahyu.
Kemudian pada 6 Agustus 2018, anak tersebut dibawa ke dokter praktik di Siantan dengan keluhan sesak napas dan dada sakit karena terbentur meja akibat jatuh di sekolah, yakni pada 4 Agustus 2018.
Setelah itu, pada 10 Agustus 2018, anak tersebut dibawa ke Puskesmas Telaga Biru dengan keluhan nyeri dada setelah terbentur meja di sekolah.
“Kemudian dia dirujuk ke Rumah Sakit Yarsi Pontianak, tetapi karena di rumah sakit itu peralatannya tidak mendukung maka dirujuk ke Rumah Sakit Soedarso, Pontianak,” kata Alvin.
Dalam perjalanan ke Rumah Sakit Soedarso kesadarannya makin menurun, dada sesak, pusing kepala, muntah dan pada hasil pemeriksaan gula darahnya 414 atau mirip dengan orang yang mengalami kencing manis.
Sebelumnya, Riski Wahyu Purnomo meninggal pada Minggu (12/8) dini hari setelah sempat dua hari dirawat di Rumah Sakit Soedarso, Pontianak. Dari hasil keterangan di lapangan, anak tersebut sejak 2 hingga 10 Agustus 2018, tetap bersekolah.
Sementara itu, mengenai keterangan anak tersebut jatuh, KOMDA KIPI mendapatkan data berdasarkan keterangan rekaman medis (medical record) dokternya.
“Kesimpulannya tidak ada hubungannya antara imunisasi Rubella dengan kematiannya, jadi ini adalah hubungan kebetulan,” (riz)