Suherman Kritisi Angka Putus Sekolah dan Lingkungan

Suherman Kritisi Angka Putus Sekolah dan Lingkungan
Penjabat Bupati Sanggau Suherman saat menyampaikan realisasi beramp bekudong'k tahun 2023 yang lalu. Foto: dok

Sanggau, BerkatnewsTV. Pejabat Bupati Sanggau, Suherman membeberkan realisasi dari lima point hasil beraump bekudong’k yang dilaksanakan tahun 2023 yang lalu. Salah satunya mengenai angka putus sekolah di Sanggau.

Realisasi tersebut ia sampaikan dihadapan seluruh peserta rapat koordinasi camat dan beraump bekudong’k tahun 2024 yang dihadiri seluruh Kepala desa bertempat di gedung pertemuan umum (GPU) Kabupaten Sanggau, Rabu (29/10).

Kelima realisasi point tersebut dikatakannya, pertama, efektifitas peran perangkat daerah dan lintas sektoral. Kedua, terkait angka putus sekolah, pusat kegiatan belajar mengajar dan seterusnya.

Ketiga, lanjutnya efektifitas kebersihan lingkungan untuk pemberantasan deman berdarah. Keempat, prioritaskan pendataan penguatan data kesejahteraan sosial melalui aplikasi si-dompu.

Baca Juga:

Kelima menjaga dan meningkatkan stabilitas keamanan wilayah dalam rangka Pilkada serentak 2024.

Dari kelima point tersebut, Pj Bupati Suherman mengkritik beberapa isu yang masih perlu dievaluasi, yakni soal angka putus sekolah.

“Tahun 2022, jumlah siswa ada 19.758, sementara yang putus sekolah ada 84 siswa atau 0,42 persen. Pada tahun 2023 jumlah siswa ada 20 ribu lebih, yang putus sekolah ada 78 siswa atau 0.38 persen, sementara tahun 2024, jumlah siswa 21.001 orang dengan jumlah anak putus sekolah ada 7 siswa atau 0.33 persen, trendnya menurun tetapi harapan kita tidak ada lagi anak putus sekolah. Saya minta identifikasi penyebabnya dan cari solusinya biar tidak ada lagi anak putus sekolah,” pintanya.

Selain isu anak putus sekolah, Suherman juga menyoroti efektifitas gerakan kebersihan lingkungan dalam memberantas deman berdarah.

“Kalau kita lihat digrafik untuk gerakan lingkungan bersih terkait bebas jentik per Kecamatan tahun 2023, targetnya mestinya 95 persen tapi belum ada yang mencapai target. Yang tertinggi capaian targetnya hanya di Kecamatan Toba 89,78 persen diikuti yang lainnya, tetapi yang perlu menjadi perhatian disini adalah beberapa Kecamatan yang tidak menyampaikan laporan. Apakah memang tidak dilakukan gerakan lingkungan bersih ini atau memang laporannya yang tidak disampaikan. Diantaranya Meliau ini tidak ada, disusul Beduai, Noyan dan Entikong. Untuk yang lain-lainnya dilakukan tapi presentasenya masih belum mencapai target,” pungkasnya.(pek)