Cegah Abrasi, Sangsakha Tanam Ratusan Pohon di Pesisir Pantai

Kelurahan Pasir Wan Salim, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah,
Kelurahan Pasir Wan Salim, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah,

Mempawah, BerkatnewsTV. Persoalan lingkungan bukan semata tanggungjawab perorangan. Maka diperlukan semua pihak terlibat.

Di bibir Pantai Wisata Keramat Kepiting, Kelurahan Pasir Wan Salim, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, misalnya ada ratusan bibit tanaman berbagai jenis, salah satunya mangrove untuk mencegah abrasi air laut.

“Upaya pemerintah Kabupaten Mempawah terus menerus akan melaksanakan langkah juga agar kegiatan yang sudah kita lakukan ini untuk kita tingkatkan. Dan kita dukung semaksimal mungkin,” kata Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi, Sabtu, (5/9) usai menanam.

Ratusan bibit tanaman berbagai jenis, salah satunya mangrove bersama puluhan komunitas yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Sangggar Cinta Tanah dan Air Khatulistiwa (Sangsakha) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Pontianak.

Dia berharap, komunitas sungai yang sudah dibentuk ini (Sangsakha) agar terus menerus melakukan inovasi dan menjaga apa yang sudah dilakukan bersama hari ini jangan sampai terjadi pembiaran.

“Sehingga apa yang menjadi program pemerintah terus menerus secara kesinambungan dan terjaga,” katanya.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Pontianak, Dwi Agus Kuncoro, menyebut ada 200 pohon berbagai jenis yang ditanam. Ada mangga matoa dan sejenis tanaman pohon buah buahan serta mangrove.

“Luar biasa untuk komunitas ini Sansakha. Kami dari BWSK 1 pasti mendorong terus langkah aksi bersamaa tetap istikomah untuk melestarikan alam ini,” jelasnya.

Dia menyebut, dalam aksi nyata penanaman itu ada 30 komunitas yang ikut. Dia berharap kedepan setiap komunitas punya area arealnya.

“Pendampingan kita BWSk 1 dalam kontek pengabdaian pada masyarakat yang nantinya tujuannya untuk menjadi agen perubahan di mana utamanya daerahnya itu. Tahun depan kita mulai, tapi tahun ini kita akan turun survey sudah disepakati di daerah Pantai Mempawah,” tuturnya.

Dwi Agus Kuncoro menegaskan, Menyelamatkan air itu bisa ada 2 kelompok besar yang ada dikelompok yang 1 dengan tanaman, dan dengan tidak tanaman.

Dengan tanaman ini kita menanam kalau hujan tanaman menyerap air dengann tidak tanaman itu ada namanya dengan sekala kecil yang mudah membangun.

Ketua Sekretariat Bersama Sangggar Cinta Tanah dan Air Khatulistiwa (Sangsakha), Syamhudi, menambahkan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air atau GN-KPA ikut andil dalam agenda menanam kembali pohon sebagai media kampaye.

Dia mengajak semua pihak untuk menyelamatkan air baik dari sumber sampai ke muara.

“Di negara tropis termasuk Indonesia, air identik dengan pohon. Dengan menanam pohon berarti kita juga menyelamatkan air,” kata Syamhudi.

Dia menjelaskan, di Kalbar khususnya di sebagian daerahnya mengalami abrasi yang sangat menghawatirkan.

“Itu disebabkan banyak tanah masyarakat yang hilang dan menjadi lautan,” kata Syamhudi.

Apalagi saat ini sambungnya kita dihadapkan dengan perubahan iklim dengan cuaca yang tidak menentu alhasil beberapa daerah juga terendam banjir saat ini seperti yang terjadi di Kabupaten Mempawah.

Baca Juga:

“Dengan demikian berdiam dan tak merespon fenomena ini sama saja dengan bunuh diri. Mari kita jaga hutan dengan fungsinya, gambut dengan peruntukannya, sungai-sungainya dengan ekosistemnya, untuk kemaslahatan masa depan kita dan menjaga etika relasi manusia dengan alam,” kata Syamhudi.

Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC), Raja Fajar Azansyah, menyebut panjangnya hutan mangrove di Kabupaten Mempawah 29 kilometer dari Jungkat ke Sungai Duri dari adanya pesisir . Dia bilang, beberapa titik di wilayah Kabupaten Mempawah mengalami abrasi.

“Ini sudah terjadi sejak tahun 70-an. Mangrove yang ada pada saat ini sekitar tahun 2000,” ungkapnya.

Saat ini tambah dia, msyarakat melakukan percepatan pembibitan menanam 4000 bibit mangrove. Ini salah satu cara agar pesisir Mempawah agar terjaga garis pantainya .

“Mempawah Mangrove Conservation telah melakukan kegiatan sejak 2011 sampai saat ini sekitar 9 tahun. Pesisir yang dulunya tidak ada mangrove sekarang sudah semakin lestari .Makanya kami mengajak kawan-kawan jurnalis, komunitas, masyarakat agar lebih peduli terhadap keadaan pesisir kita. Tidak hanya pesisir namun juga di daerah daratan agar hutan ini semakin lestari,” ajaknya.(Sekber Sangsakha)