Description

Belajar Aksara Jawa melalui Media Komik Beraksara Jawa

Guru bahasa Jawa SMK Negeri 1 Purwodadi, Reni Noviani, asat sedang mengajarkan aksara Jawa melalui media komik beraksara Jawa kepada siswa.
Guru bahasa Jawa SMK Negeri 1 Purwodadi, Reni Noviani, asat sedang mengajarkan aksara Jawa melalui media komik beraksara Jawa kepada siswa. Foto: reni

BerkatnewsTV. Indonesia memiliki beraneka ragam budaya daerah, salah satunya adalah budaya Jawa. Ada 3 tiang kebudayaan Jawa, yaitu: bahasa, aksara, dan sastra. Ketiga tiang tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan.

Pada jenjang pendidikan formal, budaya Jawa dapat dipelajari melalui mata pelajaran Bahasa Jawa. Mata pelajaran bahasa Jawa merupakan muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas.

Dalam pelajaran bahasa Jawa tidak hanya membaca huruf latin saja, tetapi juga membaca huruf Jawa. Suku Jawa memiliki huruf sendiri yang disebut aksara Jawa atau Hanacaraka.

Tidak semua suku di Indonesia bahkan dunia memiliki huruf atau bahasa tulis sendiri, hanya beberapa negara atau suku yang memiliki bahasa tulis, misalnya: Arab, Cina, India dan Jepang. Aksara Jawa terdiri dari aksara Carakan atau Nglegena dan pasangannya, sandangan, aksara Murda dan pasangannya, aksara Suara, aksara Rekaan, aksara Angka dan masih banyak yang lain.

Membaca aksara Jawa masih menjadi permasalahan utama dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Banyak siswa yang tidak hafal dengan bentuk-bentuk aksara Jawa dan kurang termotivasi dalam mempelajari aksara Jawa. Hal tersebut menjadi tantangan bagi guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa saat ini.

Salah satu guru bahasa Jawa SMK Negeri 1 Purwodadi, Reni Noviani, S.Pd., menerapkan media komik beraksara Jawa. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa, dan dapat meningkatkan ketrampilan membaca aksara Jawa siswa.

Media komik yang menyajikan gambar kartun berwarna dapat menarik perhatian siswa, dan merangsang keingintahuan siswa terhadap cerita dari komik tersebut.

Dalam proses pembelajaran, siswa dibagi dalam kelompok yang heterogen. Siswa diminta untuk mencari nilai-nilai moral dalam komik beraksara Jawa tersebut dan memaparkan hasilnya di depan kelas. Pembentukan kelompok yang heterogen menjadikan siswa saling membantu untuk memahami percakapan komik beraksara Jawa.

Dengan bantuan media komik beraksara Jawa yang diterapkan, dapat merangsang siswa untuk tertarik dalam pembelajaran bahasa Jawa khususnya materi aksara Jawa.

Selain itu, siswa belajar gotong royong dalam kelompoknya dan bernalar kritis untuk menyelesaikan permasalahan. Hal tersebut sesuai dengan profil pelajar pancasila yang menjadi ‘roh’ kurikulum merdeka.

Peningkatan membaca aksara Jawa dibuktikan dengan hasil observasi, dari 36 siswa kelas X Tbg 1 SMK Negeri 1 Purwodadi, sebanyak 32 siswa atau 88,88%, siswa mendapatkan nilai di atas KKM.

Hal tersebut memberikan gambaran peningkatan membaca aksara Jawa tersebut tidak terlepas dari peran guru, siswa, model pembelajaran, dan media pembelajaran yang digunakan.

Penulis Reni Noviani, S.Pd.
Guru Bahasa Jawa SMK Negeri 1 Purwodadi