Sambas, BerkatnewsTV. Sejumlah driver taxi mengeluhkan sepinya penumpang dampak dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Seperti yang diutarakan Rudi Effendi salah seorang Taxi Davin jurusan Sambas – Pontianak. Ia mengaku sejak kenaikan BBM jumlah penumpang merosot. Biasanya ia bisa membawa enam kali dalam sehari.
“Tapi sejak kenaikan BBM hanya maksimal empat kali sehari. Itu pun isi satu mobil tidak penuh,” ungkapnya, Jumat (9/9).
Kondisi ini ia sebutkan berpengaruh terhadap biaya operasional yang dikeluarkan, baik dari BBM dan spare part.
“Untuk pulang pergi dari Sambas – Pontianak biaya BBM yang harus dikeluarkan Rp550 ribu. Jadi, kalau sekali berangkat hanya empat orang penumpang jelas rugi,” keluhnya.
Minimal ia sebutkan, sekali berangkat enam orang jumlah penumpang. Baru bisa hitungan untuk menutup semua biaya operasional yang dikeluarkan.
Baca Juga:
Kenaikan di sejumlah sektor telah diprediksi setelah pemerintah memutuskan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), diantaranya tarif angkutan penumpang yang juga terpaksa ikut naik.
“Kenaikannya berkisar 20 hingga 30 persen. Batas bawah 20 persen dan batas atas 30 persen,” ungkap Ketua Organda Kalbar Suhardi kepada BerkatnewsTV, Senin (5/9).
Ia tegaskan bahwa kenaikan tarif angkutan orang / penumpang ini bukan lah serta merta muncul begitu saja namun dengan hitungan rumus standar dan ditetapkan bersama sejumlah pelaku usaha jasa transportasi seperti taxi atau bus.
Kenaikan tarif angkutan orang / penumpang ini setelah adanya kesepakatan ini antara Organda bersama anggotanya dengan stakeholder terkait pada Senin (5/9).
“Kenaikan tarif ini terdiri dari dua yakni untuk tarif angkutan penumpang ekonomi dan non ekonomi,” ucapnya.
esaran tarif angkutan penumpang terbaru yang berlaku di Kalimantan Barat untuk kelas non ekonomi berkisar paling rendah Rp100 ribu dan paling tinggi Rp470 ribu per orang untuk yang jalur ke Kapuas Hulu.(ron/tmB)