loading=

Chio Kow di Bulan Hantu, Lembut Imbau Tidak di Pemakaman Umum

Ketua Lembut Kubu Raya saat didatangi Kapolres Kubu Raya yang baru untuk bersilaturahmi. Salah satu agenda yang dibahas terkait sembahyang Chio Kow di tengah pandemi
Ketua Lembut Kubu Raya saat didatangi Kapolres Kubu Raya yang baru untuk bersilaturahmi. Salah satu agenda yang dibahas terkait sembahyang Chio Kow di tengah pandemi. Foto: ist

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Lembaga Budaya Tionghoa (Lembut) Kubu Raya mengimbau masyarakat Tionghoa tidak menggelar ritual sembahyang Chio Kow di tengah pandemi covid-19.

“Untuk saudara-sudara kami warga Tionghoa diimbau untuk tidak melaksanakan kegiatan ritual sembahyang 7 guek pua di lokasi pemakaman umum,” imbau Ketua Lembaga Budaya Tionghoa (Lembut) Kubu Raya. Tao Hong kepada BerkatnewsTV, Minggu (15/8).

Sebab disebutkan Tao Hong, pemerintah telah mengeluarkan edaran untuk melarang berbagai kegiatan yang dapat menimbulkan keramaian di tengah pandemi.

Menurutnya, ritual sembahyang Chio kow atau sembahyang rebutan
cukup bisa dilakukan di rumah masing-masing sehingga tidak harus melakukannya di lokasi pemakaman umum.

Baca Juga:

“Jadi tidak perlu dengan mewah akan tetapi cukup dilaksanakan dengan sederhana saja,” tuturnya.

Dijelaskan Tao Hong, ritual sembahyang Chio Kow ini menjadi sebuah tradisi masyarkat Tionghoa yang dilaksakan pada setiap hari ke-15 pada bulan ke-7 dalam kalender Tonghoa (penanggalan lunar imlek) yang disebut juga dengan bulan hantu.

Dihari ke-15 ini konon semua pintu akhirat akan dibuka untuk para roh yang sudah meninggal akan keluar untuk mengunjungi keluarga roh yang mati penasaran dalam gentayangan serta mencari persembahan barang-barang dan berupa makanan.

“Puncak kegiatannya dibulan ketujuh adalah disebut ritual lebaran bulan hantu atau lebih dikenal Sio Leng Cun (pmbakaran kapal WangKang) Khususnya di Pontianak,” pungkasnya.

Tao Hong mengajak warga Tionghoa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama beraktifitas.(rob)