Cerdaskan Anak Bangsa, Satgas Pamtas Mengajar Anak Perbatasan

Personel Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wanara Sakti menjadi tenaga pengajar bagi anak - anak Sekolah Dasar di Dusun Guna Banir Desa Sui Tekam Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau
Personel Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wanara Sakti menjadi tenaga pengajar bagi anak - anak Sekolah Dasar di Dusun Guna Banir Desa Sui Tekam Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Foto: ist

Sanggau, BerkatnewsTV. Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wanara Sakti menjadi tenaga pengajar bagi anak – anak Sekolah Dasar di Dusun Guna Banir Desa Sui Tekam Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau.

Proses belajar mengajar dilakukan oleh personel Pos Guna Banir dipimpin Danpos Letda Inf Surono beserta 4 orang anggota.

“Dampak diberlakukannya belajar secara daring dan sulitnya akses internet menjangkau wilayah tersebut,” jelas Komandan Satgas Pamtas RI – MLY Yonif M 643/WNS, Letkol Inf Hendro Wicaksono dalam keterangan resminya di Makotis Satgas Pamtas Yonif M 643/WNS, Entikong, Sanggau, Jumat (30/7).

Ia menilai, pendidikan adalah faktor utama dalam menentukan kualitas seseorang, dengan pendidikan bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi serta memiliki karakter yang kuat.

“Pendidikan merupakan faktor yang amat penting untuk menunjang kemajuan suatu negara, bukan hanya pendidikan akademik saja. Namun moral dan keterampilan juga tidak kalah penting dalam mewujudkan terciptanya suatu generasi bangsa yang baik dan maju,” ujar Dansatgas.

Baca Juga:

Ia juga menambahkan, wilayah perbatasan sendiri merupakan pintu gerbang kedaulatan suatu negara. Sehingga di perlukan generasi muda yang cerdas dan berwawasan luas, hal ini tentunya memerlukan kualitas pendidikan yang baik.

“Apabila terjadi kesenjangan dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan di wilayah perbatasan, maka dapat mengikis rasa nasionalisme yang tentunya dapat mengancam kedaulatan negara,” tegas Dansatgas.

Terpisah, Komandan Pos Guna Banir Letda Inf Surono mengatakan, kegiatan mengajar dilakukan sebagai bentuk kepedulian Satgas Pamtas yang melihat kesulitan anak – anak untuk belajar secara daring mengingat di Dusun Guna Banir akses internet susah dijangkau.

“Diadakannya proses belajar mengajar secara tatap muka agar anak – anak lebih paham dan mengerti pelajaran dan tugas yang diberikan oleh guru, yang tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan,” terangnya.

Maikel salah satu anak Dusun Guna Banir yang mengikuti kegiatan belajar bersyukur dan sangat senang bisa belajar kembali.

“Terima kasih om Tentara yang telah mengajar kami, karena kami sudah lama tidak belajar di Sekolah,” ungkapnya.(rls/tmB)