Pontianak, BerkatnewsTV. Ketegangan di elit politik pascapemilu, menjadi kekhawatiran para tokoh agama (toga) dan tokoh adat (todat) agar tidak berdampak hingga ke masyarakat arus bawah.
Saat silaturahmi bertajuk “Merajut Kebhinekaan” pada Senin (29/4) di Pontianak, toga dan todat mengajak masyarakat kembali merajut kebhinekaan pascapemilu.
“Pemilu sudah usai, tidak ada lagi 01 atau 02 yang ada 03 Persatuan Indonesia. Mari kita tetap jaga persatuan dan kesatuan karena itu mahal harganya. Butuh perjuangan tetesan darah dan air mata para pejuang kita terdahulu, kita harus merawatnya, NKRI Harga Mati,” tegas Sekretaris FKUB Kubu Raya Ustad Ahmad Fathoni.
Nada yang sama disampaikan Ketua Walubi Kalbar, Handoko Salim yang mengingatkan masyarakat tidak serta merta mudah terprovokasi dengan hoax.
“Jangan mudah percaya berita hoax. Pemilu sudah selesai percayakan semua kepada pihak berwenang. Mari tetap jaga persatuan dan kesatuan,” imbaunya.
Ajakan serupa juga disampaikan Pendeta Iwan Luwuk. Ia meminta umat Kristiani dan masyarakat Kalbar senantiasa menjaga Silahturahmi.
“Mari kita selalu menjaga perdamaian, keberagaman, silaturahmi karena Pemilu bukan akhir dari segalnya. Masih ada hari esok untuk kita bangun negara ini,” ujarnya.
Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo mengatakan negara ini dibentuk berdasarkan keberagaman, beragam etnis dan budaya serta agama.
“Tetapi pendiri bangsa ini berhasil menyatukan dalam bingkai NKRI. Maka kita semua wajib merawat serta menjaga NKRI ini,” tegasnya.
Sujiwo mencontohkan jika banyak negara yang dibentuk dari kesamaan karena kesamaan itulah negara-negara luar membentuk kesepakatan dan membentuk negara.(rob)