Pontianak, BerkatnewsTV. Calon Presiden Indonesia Prabowo Subianto resmi menyandang gelar Datok Sri Setianegara yang diberikan oleh Kesultanan Pontianak saat safari politik ke Kalbar, Minggu (17/3).
Pemberian gelar ini menjadi tanggung jawab berat dimana penyandang gelar tersebut harus tetap menjunjung tinggi syariat Islam, Alquran dan Sunnah, disamping tugas menjaga adat budaya di negeri yang didirikan oleh para leluhur.
Sultan Pontianak, Sultan Syarif Mahmud Melvin Alqadrie mengatakan gelar ini menjadi beban dipundak kita semua untuk menegakkan kembali syiar Islam disamping menjaga harkat dan martabat kebangsawanan khususnya marwah dan wibawa kesultanan Pontianak.
“Sejak diangkat ini, maka bersatulah persaudaraan kita di dunia dan diakhirat , yang mana setelah ini beliau adalah seorang bangsawan di kesultanan Pontianak, jaga dan lindungilah harkat dan martabat kesultanan ini,” ucapnya dalam ritual pemberian gelar bangsawan di halaman keraton Kadariah Pontianak.
Sultan Pontianak didalam sambutannya juga mendoakan Prabowo sukses dalam kontestasi pemilu kali ini.
“Saya mewakili rakyat Kalbar mendoakan mudah-mudahan beliau jadi presiden di 2019 ini,” ucapnya.
Dirinya juga mengajukan permintaan khusus kepada Prabowo seandainya memenangi pemilu ini.
Pertama permintaan sultan kepada Prabowo ialah untuk bisa memperjuangkan lambang negara RI yaitu Garuda Pancasila.
“Saya kalau bicara mengenai lambang negara sangat menyentuh, sudah sekian lama perjuangan kita untuk untuk diakui lambang negara yang diciptakan oleh Sultan Hamid II sosok seorang sultan yang ke-7 di Kalbar khususnya Pontianak dan beliau menciptakan lambang negara ini, mudah-mudahan Prabowo bisa mengakui lambang negara ini diciptakan oleh Sultan Hamid II,” tegasnya.
Kedua, sultan juga berharap kepada Prabowo untuk mengganti nama bandara Supadio di Kubu Raya menjadi bandara Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.
“Insyaallah mudah-mudahan dengan kedatangan beliau khususnya membuat perubahan bagi rakyat di Kalbar ini, dan mudah-mudahan dengan beliau memimpin semua menjadi aman, Indonesia tetap bersatu dengan berbagai macam suku bangsa, NKRI tetap harga mati,” pungkasnya. (ico)