Sanggau, BerkatnewsTV. Bupati Sanggau Paolus Hadi mengapresiasi langkah Pewarsa dan FPIP mengadakan acara pelatihan anti hoax dan pembentukan komunitas anti hoax, Selasa (19/2).
Ia menceritakan bagaimana ada dua isu besar pernah terjadi di Sanggau yakni kerusahan 1998 dan isu pengorek.
“Dulu juga ada kasus isu pengoret (pemotong kepala) yang menyebabkan pelaku dihukum. Padahal yang ditangkap masyarakat salah. Inilah salah satu yang mungkin dipikirkan Pewarsa dan FPIP sehingga mengadakan acara ini. Itu semua bermula dari hoax,” ungkap Bupati saat membuka pelatihan.
Belajar dari pengalaman tersebut, sebagai kepala pemerintahan daerah Bupati mengajak semua pihak menjaga situasi Kabupaten Sanggau yang aman dan kondusif.
Dikatakan Bupati, dimedia sosial yang saya pahami debat kusir biasanya dipengaruhi oleh suka tidak suka saja. Tetapi kalau dilengkapi data sehingga bisa memberikan penjelasan yang baik. Oleh karena itu pentingnya data.
Makanya pemerintah sekarang mewajibkan pemerintaj kabupaten memiliki data sehingga tidak simpang siur. Ini penring untuk menjaga keamanan dan ketertiban di kabupaten sanggau. Bupati meminta peserta menjadi agen anti hoax dengan.membentuk komunitas.
Sementara itu, Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi mengatakan kebhinekaan dan keberagaman ini harus betul-betul dijaga.
“Saya melihat menjelang pemilu ini muncul berita-berita hoax yang harus kita antisipasi. Semua pihak bahu membahu menjaga Kabupaten Sanggau dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” ujar Kapolres.
Kapolres mengaku senang dengan diselenggarakannya kegiatan ini. Dia bahkan berencana akan membentuk yang sama di tiga zona yakni di Kecamatan Kapuas, Kecamatan Tayan dan Perbatasa Entikong.
“Kita bersama-sama menciptakan situasi yang aman tanpa hoax, tentunya dengan keterlibatan masyarakat,” pungkasnya.
Pelatihan ini digelar oleh Persatuan Wartawan Sanggau (Pewarsa) bekerjasama dengan Forum Peduli Ibu Pertiwi (FPIP) wilayah Kabupaten Sanggau yang dirangkaikan pembentukan komunitas anti hoax serta deklarasi Pemilu damai tanpa hoax.
Acara yang digelar di Graha Wira Pratama Mapolres Sanggau itu diikuti 100 perserta dari MABM, MABT, IKBM, DAD, PDKS, PFKPM, Gapin, Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, NU, LDII, POM, Genpi, PT. Antam, MAN, SMKN 1 Sanggau, SMAN 1 Sanggau, SMAN 2 Sanggau, SMAN 3 Sanggau, PGRI, Tri Dharma, SMK Plus Desa Nusantara, Kapolsek jajaran Polres Sanggau dan camat.
Penyampaian materi oleh Ketua Umum Hoax Crisis Center (HCC) Kalbar, Reinaldo Sinaga didampingi Oscya Ade CP.
Ketua Panitia, Julianus Ratno menyampaikan, perkembangan teknologi informasi yang begitu masih memberikan dampak yang begitu besar dalam aspek social masyarakat. Bermunculan beragam jejaring social membuat kehidupan social seperti tanpa jarak.
“Saat ini, dalam hitungan detik orang dengan mudah berkomunikasi, arus informasi dan komunikasi begitu derasnya,” ujarnya.
Namun disisi lain, pria yang akrab disapa Jul ini mengingatkan, perkembangan tersebut bukannya tanpa dampak. Jika tidak dimanfaatkan dengan bijak, kemudahan mengakses informasi justru bisa merusak sendi-sendi sosial yang selama ini sudah terjalin baik.
Wakil Korwil FPIP Sanggau Abang Indra menyampaikan, FPIP sangat konsen untuk menjaga NKRI, salah satunya mencegah perpecahan melalui perkenalan hoax
Melalui kegiatan ini, diharapkan menambah ilmu sekaligus melahirkan kader-kader anti hoax.
“Hoax ini musuh kita bersama, harus kita lawan. Tentunya dengan data. Oleh karena itu, pelatihan ini akan mengenalkan kita apa itu hoax,” terangnya.
Ketua GP Ansor Kabupaten Sanggau Hamka Surkati menyambut baik kegiatan ini. Ia berharap, kegiatan ini berlanjut, tidak hanya dipusatkan di Kabupaten tetapi hingga di Kecamatan.
“Kegiatan ini sangat menarik, tentu mewakili tokoh pemuda saya sangat berharap Pewarsa dan FPIP mengagendakan lagi kalau perlu setiap tahun diselenggarakan sampai ke kecamatan,” harapnya.
“Apalagi menjelang Pemilu, media sosial menurut saya dipenuhi berita-berita hoax. Tentu harus kita antisipasi jangan sampai berita bohong ini berhasil memecahbelah kita,”tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Ringgo, tokoh pemuda Khatolik. yang berharap agar kegiatan serupa rutin dilaksanakan.
“Kegiatan ini sangat menarik. Kita jadi tahu apa itu hoax dan bagaimana mengidentifikasinya,” kata Ringgo. Harapan saya Pewarsa dan FPIP kalau bisa pelatihan seperti ini dilaksanakan setiap tahun,” katanya berharap.(dra)