Kawasan Pekuburan di Pontianak Semrawutan. DPD RI Sarankan Pemkot Lakukan Penataan

Staf Ahli Ketua DPD RI Perwakilan Kalbar Harry Daya bertemu Lurah Bangka Belitung Juharta melihat lokasi pekuburan di BLKI yang letaknya tidak jauh dari rumah dinas Ketua DPRD Kota Pontianak dan Rumah Dinas Walikota Pontianak. Foto: Ist

Pontianak, BerkatnewsTV. Warga Muslim di Kota Pontianak mulai cemas lantaran kondisi lahan pekuburan semakin hari kian sempit. Ditambah lagi banyak area di sekitar makam pekuburan tidak terawat dan memprihatinkan, jauh dari perawatan dan penataan seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Staf Ahli Ketua DPD RI Perwakilan Kalbar Harry Daya mengaku mendapat laporan dari warga soal kuburan seperti di kawasan BLKI Kelurahan Bangka Belitung Pontianak Tenggara.

Mereka mengeluhkan jalan dikawasan kuburan itu becek parah jika hujan mengguyur sehingga kadang mengganggu masyarakat yang sedang memakamkan keluarganya maupun jika sedang berziarah.

“Tidak ada yang mau peduli dengan kuburan baik pemerintah maupun dewan pun cuek. Mungkin gara-gara di kuburan ini tidak ada suara pemilihnya,” kata Agus seorang warga Bangka Belitung sambil tersenyum namun dengan nada kesal.

Lurah Bangka Belitung Juharta saat menemani ke lokasi kuburan yang tak jauh dari rumah Dinas Ketua DPRD Kota Pontianak dan Rumah Dinas Walikota Pontianak ini mengakui jika hujan lokasi jalan di kawasan kuburan tersebut becek parah.

“Tapi sudah kami ajuksn atau sudah kami usulkan, mudah-mudahan ada yang mengawal,” kata Juharta kepada Harry Daya.

Dari pengamatan di lapangan hampir rata-rata makam muslim tidak terawat, entah berapa jumlahnya, mungkin ratusan atau mungkin ribuan lokasi termasuk di gang gang atau pemukiman padat.

Anehnya hampir semua kuburan berasal dari warga yang memiliki inisiatif bergotong royong membeli tanah wakaf. Walau tak sedikit orang baik atau tokoh menyumbangkan tanahnya di wakafkannya untuk umum. Subhanallah.

“Harus Pemkot sudah memikirkan lokasi kuburan baru yang luas dan strategis yang di kelola secara baik, rapi indah dan nyaman seperti taman. Contoh Jakarta atau Taman Makam Pahlawan di Sei Raya,” tambah Harry.

Menurutnya perangkat dinas terkait termasuk kecamatan dan kelurahan sebaiknya harus diikut sertakan untuk berkomunikasi dengan warga yang terkena musibah kematian termasuk ikut mengelola dan merawat tanah kuburan sehingga mereka sebagai pelayan masyarakat lebih bermanfaat.

“Lebih penting lagi, para penggali kubur mendapat gaji selain untuk kesejahteraan keluarga dan masa depan anak istrinya. Sehingga mereka memiliki tanggungjawab untuk merawat kawasan kuburan menjadi sebuah taman yang rapi indah tidak becek atau bersemak lagi,” pungkasnya.(rob)