Pontianak, BerkatnewsTV. Pelaku kejahatan yang ditangkap jajaran Polda Kalbar memilih ditangkap kepolisian ketimbang massa.
Pengakuan itu disampaikan puluhan pelaku kejahatan saat ditanya Kepala Polda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono dalam pers konpers pengungkapan kasus kejahatan Polda Kalbar, Rabu (28/11).
“Pilih mana, ditangkap polisi atau ditangkap masyarakat,” tanya Kapolda.
“Polisi Pak,” jawab pelaku serentak.
“Kalau ditangkap masyarakat apa resikonya,” tanya Kapolda lagi.
“Pasti hancur pak. Pasti mati pak,” jawab pelaku.
“Ditangkap polisi kalian masih mulus-mulus, tapi kalau masyarakat kalian dikeroyok, babak belur. Mungkin ada yang dibakar,” lanjut Kapolda seraya memperlihatkan wajah salah satu pelaku.
Kapolda tampak kesal mengetahui pelaku kejahatan menjalankan aksinya menggunakan senjata tajam.
“Mau ndak keluarga kalian yang kena ini. Istri kalian, anak kalian,” tanya Kapolda lagi seraya memperlihatkan barang bukti clurit dan pisau yang digunakan pelaku melakukan pencurian dengan sajam.
“Ndak mau pak,” jawab lagi pelaku serentak.
Dihadapan Kapolda, pelaku kejahatan itu berjanji kapok dan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
“Kapok pak. Jera pak. Insaf pak. Tidak lagi ngulang,” janji pelaku serentak.
Para pelaku kejahatan itu terjaring dalam rangka cipta kondisi operasi lilin kapuas pemberantasan premanisme dan penyakit masyarakat serta perjudian.
Tercatat total yang ditangkap sepanjang tahun 2018 sebanyak 1.968 pelaku tersebar di 14 kabupaten/ kota.
Dan dalam kurun satu bulan terakhir sejak 26 Oktober – 24 November juga ditangkap 114 orang. 388 pelaku diamankan, 210 diantaranya tersangka disidik dan 178 pelaku dibina.
Pelaku ini didominasi oleh aksi pencurian sebanyak 141 orang dan penadahan hasil pencurian sebanyak 35 orang. Ditambah lagi judi dingdong 13 orang di Sambas, Singkawang, Landak, Sintang dan Bengkayang.(rob)