Sanggau, BerkatnewsTV. Saat ini, Indonesia sedang dihadapkan pada persoalan ancaman kebhinekaan yang cukup pelik. Jika ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin berpotensi mengancam kedaulatan NKRI.
Sebagai kader bangsa, Banser harus pro aktif mencegah itu semua terjadi. Ketegasan Banser terhadap perusak kebhinekaan menjadi sangat penting di kedepankan.
“Banser harus tegas terhadap perusak kebhinekaan, jika dibiarkan maka kita tidak akan pernah merasakan kedamaian,” kata Pimpinan Pusat Fatayat NU, Dr. Khalilah, M.Pd saat menyampaikan materi dihadapan peserta Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) di Pondok Pesantren Suryalaya Cabang Sanggau, Jumat (24/8) malam.
Khalilah mengapresiasi Banser di Kalbar yang secara konsisten, istiqomah, disiplin dan semangat melakukan sistem kaderasisi secara berkelanjutan.
Hal ini menurutnya sangat penting sebagai wujud ikhtiar membentuk kader – kader bangsa yang cinta NKRI yang menjunjung tinggi kebhienekaan.
Ia menyebut ada empat syarat yang perlu agar sebuah bangsa atau negara dapat berdiri tegak yaitu pemerintahan yang berdaulat, wilayah, penduduk dan negara tersebut di akui oleh negara lainnya.
Indonesia sebagai bangsa yang memiliki 34 provinsi, 514 kab/kota, adalah kawasan wilayah yang diatasnya berdiri penduduk, memiliki pemerintahan yang berdaulat dan diakui oleh negara lain kemerdekaannya.
“Terkait keindonesiaan kita memiliki adat istiadat, budaya, bahasa, bahkan suku bangsa yang berbeda – berbeda namun tetap satu jua dalam bingkai NKRI. Dan kebhinekaan ini harus kita pertahankan,” pungkasnya.
Banser sebagai mars yang dinyanyikan adalah garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa dan NKRI.
Sebagai calon perwira jika lulus dalam kaderisasi susbalan angkatan ke II sekalbar ini perlu untuk meningkatkan kapasitas baik secara kualitas (keilmuan) maupun secara kuantitas (fisik yang kuat) membulatkan tekad, meluruskan niat lillahitaala untuk membela ulama dan umara yang sah demi kesatuan NKRI.
“Insyaallah tidak ada yang sia-sia semuanya akan dinilai sebagai tabungan ibadah sebagai bekal kita meninggal nanti,” ujar dia. (dra)