loading=

Netizen Ciptakan Dunia Siber yang Kondusif

Kabag Diseminasi Info Digital Biro Multimedia Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Heru Yulianto saat menjadi pemateri bertajuk Literasi Media di Pontianak, Rabu (8/8).

Pontianak, BerkatnewsTV. Mabes Polri berharap peran netizen dapat menciptakan dunia siber yang kondusif agar tidak muncul informasi atau pemberitaan yang salah dan hoax.

Hal itu disampaikan Kabag Diseminasi Info Digital Biro Multimedia Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Heru Yulianto saat menjadi pemateri bertajuk Literasi Media di Pontianak, Rabu (8/8).

“Mengingat dampak kebebasan di media internet beragam seperti hate speech, hoax, provokatif, propaganda, sumber tidak jelas, proradikalisme maupun, anti pancasila dan pemerintah yang sah,” terangnya.

Apalagi saat ini persentasi penggunaan internet dari total penduduk dunia sekitar 265 miliar. 49 persen diantaranya aktif di media sosial.

“Di Indonesia sendri 50 persen dari jumlah penduduk 250 juta jiwa sudah menggunakan internet. Dan hampir 400 juta memiliki smartphone,” ungkapnya.

Saking banyaknya pengguna internet, kerap disalah gunakan oleh oknum-oknum masyarakat untuk tujuan tertentu. Untuk memantau dan menangkal kejahatan di dunia maya, Kapolri pun membentuk tiga satker baru, yaitu Cyber Crime, Kamsus dan Multimedia yang masing-masing dipimpin seorang jenderal bintang satu.

Multi media adalah biro yang baru setahun ini terbentuk. Tugasnya yaitu pemantauan dan analisis, bagian produksi dan kreatif, serta diseminasi yang bertugas menyampaikan isu-isu positif.

“Karena itu peran tim media sosial dan online sangat penting untuk membangun kamtibmas di dunia siber,” ucapnya.

Tampak peserta kegiatan antusias menyampaikan pertanyaan, pendapat maupun masukan.

“Bagaimana mengatasi berita radikal di google yang banyak sekali berkembang khususnya di youtube dan facebook,” tanya Chairul Anwar dari Biro Humas Provinsi Kalbar.

Pihaknya kata Heru, terus bekerja sama dengan Kementerian Kominfo RI untuk memblokir akun-akun yang telah menyebarkan hoax atau informasi negatif.

“Hoax memang banyak. Pemantauan mulai di Mabes, Polda, maupun Polres. Selain itu kita patroli siber untuk mendapatkan info mengenai adanya hoax. Setelah ditemukan maka akun itu di proffiling dan pelakunya ditangkap,” jelas Heru menjawab pertanyaan Safira dan Alif seorang mahasiswa Untan Pontianak.

Sementara di wilayah pedesaan lanjut Heru Polri telah menempatkan Bhabinkamtibmas. “Masyarakat bisa tanyakan kebenaran informasi itu ke Bhabinkamtibmas atau Ketua RT dan tokoh masyarakat,” imbau Heru menjawab pertanyaan Arif seorang Mahasiswa IAIN Pontianak.(rob)