loading=

Kasus Dokter Perkosa Keluarga Pasien, Menkes: PR Besar

Kasus Dokter Perkosa Keluarga Pasien, Menkes: PR Besar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus pemerkosaan oleh seorang dokter terhadap keluarga pasien di Rumah Sakit Bandung. Hal itu disampaikan dalam konfrensi pers saat peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Tuan Besar Syarif Idrus di Kabupaten Kubu Raya, Rabu (16/4/2025). Foto: Egi/berkatnewstv

Pontianak, BerkatnewsTV. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kasus pemerkosaan oleh seorang dokter terhadap keluarga pasien di Rumah Sakit Bandung.

Ia menegaskan bahwa kasus tersebut menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah. Khususnya Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) untuk membenahi sistem pendidikan dokter di Indonesia.

“Saya sedih dan saya bersimpati terhadap para pasien yang mengalami hal-hal seperti ini,” ujar Budi Gunadi saat jumpa pers peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Tuan Besar Syarif Idrus di Kabupaten Kubu Raya, Rabu (16/4).

Budi menekankan bahwa kualitas dokter di Indonesia tidak hanya dilihat dari keterampilan teknis tetapi juga dari sisi kemuliaan hati dan etika.

Ia mengatakan Itu adalah PR besar bagi Kementerian Kesehatan dan Kementerian Risetekniki untuk memastikan agar dokter-dokter yang kita hasilkan itu memang bukan hanya terampil dari sisi pekerjaan, tetapi juga mulia dari hati.

Baca Juga:

Lebih lanjut, ia menceritakan pertemuannya dengan sejumlah rektor dan mahasiswa kedokteran saat akhir pekan sebelumnya. Dalam pertemuan tersebut, mereka berdiskusi santai mengenai tantangan dalam dunia pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia.

“Nah, saya sudah kemarin weekend-weekend itu ketemu sama rektor di depan. Kan ada anak-anak suspi yang ada di depan, kita datang ngobrol sama-sama. Dokter-dokter, pekerja kasar-kasar, duduk bareng-bareng,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya rumah sakit sebagai tempat pendidikan dan pelayanan yang memiliki tanggung jawab besar dalam mencetak tenaga medis yang berkualitas.

“Di rumah sakit kan ada proses pelayanan tanggung jawabnya, kita ada proses pendidikan juga. Ini gimana supaya bisa menghasilkan kualitas-kualitas dokter yang bukan hanya terampil dalam pekerjaan. Tetapi mulia juga dalam keperluan,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, Budi menyebut telah berdiskusi dengan pihak Kementerian Ristekdikti untuk segera melakukan evaluasi. Terutama terhadap sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia.

“Saya juga habis itu ngomong sama Risetekniki. Dan insya Allah nanti hari Senin kita mau press conference bersama.”ucapnya.(ebm)