Dua Minggu Pertalite di Sanggau Langka

BBM jenis pertalite di Sanggau langka. Sejumlah SPBU hanya menjual BBM jenis pertamax yang harganya lebih mahal
BBM jenis pertalite di Sanggau langka. Sejumlah SPBU hanya menjual BBM jenis pertamax yang harganya lebih mahal. Foto: pek

Sanggau, BerkatnewsTV. BBM jenis pertalite mulai terlihat langka di sejumlah SPBU di Sanggau. Akibatnya, SPBU menutup nozzle jenis pertalite. Namun yang ada dijual hanya jenis pertamax.

“Tadi saya ke SPBU (Bunut) tapi tutup,” kata Roy, salah satu pengendara roda dua, Minggu (24/9).

Roy mengaku sempat mencari pertalite di kios-kios, ternyata banyak yang kosong.

“Di kios pun banyak yang kosong, hanya ada Pertamax, ya mau tak mau beli, motor saya ni sudah sekarat (mau habis) bensinnya,” ujar pekerja swasta ini.

Tidak hanya SPBU, sejumlah kios yang biasa menjual pertalite juga banyak yang tutup. Namun ada beberapa kios yang terpantau masih menjual BBM jenis Pertamax dengan harga rata-rata Rp15 ribu per liter.

Pengelola SPBU Kelurahan Bunut Kecamatan Kapuas, Abang Mashuri mengaku sudah dua minggu terakhir kesulitan mendapatkan BBM jenis pertalite.

“Khusus pertalite ya, kalau BBM yang lain aman, tidak ada masalah,” katanya.

Baca Juga:

Suri menduga, terhambatnya distribusi BBM jenis pertalite disebabkan pasokan di Jobber Sungai Batu terhambat dikarenakan kondisi sungai Kapuas surut.

“Ini perkiraan saya jak ya, yang tahu persis penyebabnya itu pihak Pertamina. Coba nanti konfirmasi ke Pertamina ya, kalau saya hanya bisa menjelaskan sesuai tupoksi saya saja,” ujar Suri.

Dikarenakan terjadi gangguan distribusi, Suri mengungkapkan pihaknya sebagai pengelola SPBU diminta mengambil langsung BBM jenis Pertalite di Pontianak.

“Kalau ngambil di Pontianak otomatis kami harus mengeluarkan biaya lagi, tapi kami pastikan harga pertaite tetap sama, tidak apalah, yang penting kami berusaha bagaimana pasokan BBM ini tidak terganggu, cuma kami minta masyarakat bersabar harus nunggu dua sampai tiga hari,”ungkapnya.

Dijelaskan Suri, mayoritas SPBU di Sanggau kemungkinan mengalami pengurangan kuota atau pembatasan sementara waktu, termasuk SPBU yang dikelolanya. Yang biasanya 16 Ribu liter perhari menjadi 8 ribu liter perhari (pek)