Pontianak, BerkatnewsTV. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) APBD Kalbar dalam kurun tiga tahun terakhir mengalami trend peningkatan signifikan.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kalbar Imik Eko Putro menyebutkan trend kenaikan Silpa APBD Kalbar sudah terlihat sejak tahun 2019.
“Catatan kami trend Silpa meningkat. Di tahun 2019 Silpa sekitar Rp1,48 triliun, di tahun 2020 sekitar Rp1,34 triliun dan di tahun 2021 mencapai Rp1,98 triliun,” ungkapnya saat rancangan awal konsultasi publik RKPD 2023, Kamis (10/2).
Imik menyarakan agar realisasi belanja sudah dimulai di triwulan I sebab biasanya realisasi anggaran digaspool di triwulan IV.
Tingginya Silpa APBD berbanding terbalik dengan program yang dibuat menunjukan masih banyak yang tidak terealisasi. Akibatnya perputaran uang di masyarakat minim.
“Mudah – mudahan ada mitigasi dalam upaya mengatasi ini. Program bagus namun belanja tidak terserap akan sangat disayangkan. Sekiranya koordinasi lintas unit perlu dimaksimalkan agar Silpa tidak lagi tinggi,” sarannya.
Baca Juga:
Gubernur Kalbar Sutarmidji sependapat realisasi anggaran harus maksimal karena berdampak terhadap perputaran uang pemerintah di masyarakat.
“Kalau masih berpikir duit banyak di kas daerah makin bagus itu susah. Kecuali duit pribadi makin banyak makin bagus, tapi duit pemerintah harus banyak beredar karena untuk menopang pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Diakui Sutarmidji agar realisasi anggaran tinggi dan peredaran uang meningkat maka ia mengeluarkan kebijakan tidak ada uang muka untuk setiap proyek pembangunan.
“Ini supaya kontraktor menggelontorkan uangnya pada saat mulai kerja atau menggunakan kredit bank. Supaya uang muka pemerintah bisa digunakan untuk yang lain. Artinya, APBD bisa digunakan untuk keperluan lain sedangkan uang kontraktor kalau keluar bisa menambah peredaran uang,” jelasnya.
Kemendagri telah keluarkan rilis capaian realisasi pendapatan daerah Kalbar dalam APBD TA 2021 99,91 persen. Posisi Kalbar berada di urutan 15 dari 34 provinsi masuk dalam katagori hijau.
Sedangkan realisasi belanja daerah mencapai 92,10 persen, sehingga menempatkan Kalbar berada di urutan 10 besar se Indonesia.(tmB)