Ritual Naga Buka Mata Dimulai

Proses ritual naga buka mata di Singkawang telah dimulai Kamis (23/1) pagi. Prosesi ini bagian dari perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Foto: Mizar

Singkawang, BerkatnewsTV. Suara tetabuhan gendang mengiringi prosesi naga buka mata yang digelar di halaman Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, Kamis (23/1).

Naga yang beraksi ini bagian dari rangkaian perayaan Imlek yang jatuh pada Sabtu (25/1) dan Cap Go Meh 2020. Terlihat juga sejumlah barongsai mengiringi ritual naga buka mata.

Ketua Rombongan Replika Naga Lie Cin Cung mengatakan ritual naga buka mata ini tradisi warga Tionghoa di mana panjang naga yang ada berkisar 30 meter.

Ia menjelaskan menurut tradisi warga Tionghoa membuka mata naga untuk memasuki roh naga agar dihidupkan kembali.

“Tradisi ini bertujuan untuk memanggil roh naga atau menghidupkan naga agar kita benar – benar bermain naga,” terangnya.

Ritual naga buka mata ini berlangsung hingga lima belas hari kedepan dan selesai saat prosesi pembakaran.

Ribuan masyarakat menyaksikan prosesi ritual naga buka mata di Singkawang. Foto: Mizar

Ada pun rangkaian kegiatan memeriahkan Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang yakni adanya replika pagoda raksasa seluas 200 m2 dengan tinggi 20 meter.

Selain itu juga akan disediakan panggung hiburan khusus etnis Tionghoa. Dan terdapat dia panggung hiburan satu di dalam pagoda dan 1 di panggung utama.

Di dalam pagoda juga disiapkan kuliner makanan khas Singkawang yang untuk mengkonsumsinya menggunakan voucer.

Juga digelar perlombaan atraksi naga, pemilihan haka ako amoy dari tanggal 1 sampai tanggal 4.

Tanggal 6 Februari malam digelar Karnaval Lampion. Tanggal 7 Februari digelar ritual cuci jalan dan do’a restu persetujuan di masing masing vihara atau pekong.

Tanggal 8 Februari puncak karnaval tatung. Tanggal 9 februari penutupan Imlek dan Cap Go Meh yang diisi dengan penampilan artis Cita Citata.

Wali kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengajak seluruh masyarakat di manapun berada untuk datang menyaksikan perayaan Cap Go Meh ke Singkawang.

“Sebab dengan budaya kita dapat mempersatukan seluruh warga Indonesia khususnya Kota Singkawang agar meningkatkan harmonisasi dan toleransi sehingga Singkawang dapat mempertahankan predikat kota tertoleran se-Indonesia,” pungkasnya.(mzr)