Lansia 91 Tahun Ditemukan tak Bernyawa di Areal Kebun

Lansia 91 tahun Ditemukan tak Bernyawa di Areal Kebun
Setelah dikabarkan hilang dua hari, akhirnya Satrawi alias Pak Bahran telah ditemukan namun dalam keadaan sudah meninggal dunia pada Kamis (20/9/2025). Foto: tmB/berkatnewstv

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Setelah dikabarkan hilang dua hari, akhirnya Satrawi alias Pak Bahran telah ditemukan namun dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Lansia berusia 91 tahun itu merupakan warga Parit Munggu Mas, RT 02 RW 08, Dusun Jaya Desa Sungai Enau, Kecamatan Kuala Mandor B.

Ia ditemukan pada di kebun milik warga pada Kamis (20/9) sekitar pukul 14.00 WIB.

Kapolsek Kuala Mandor B, IPDA Achmad Al Ghazali melalui Kasubsi Penmas Aiptu Ade menjelaskan, penemuan jasad korban berawal dari laporan keluarga yang kehilangan Satrawi sejak dua hari sebelumnya.

“Korban sudah tidak berada di rumah sejak dua hari sebelumnya dan kemudian pihak keluarga berusaha mencari korban, namun tidak menemukan keberadaannya. Setelah dilakukan pencarian kembali, akhirnya korban ditemukan di kebun milik warga yang berada sekitar 200 meter dari rumahnya, dalam kondisi sudah meninggal dunia,” jelasnya.

Baca Juga:

Dari keterangan pihak keluarga, korban memang sudah mengalami pikun karena faktor usia. Bahkan, Satrawi beberapa kali sempat meninggalkan rumah dan tidak bisa kembali sendiri.

“Informasi dari keluarga, korban sudah tiga kali sebelumnya pergi meninggalkan rumah dan tidak tahu jalan pulang. Kondisi kesehatan korban juga sudah menurun,” tambahnya.

Polisi menduga, penyebab meninggalnya korban berkaitan dengan faktor usia dan sakit yang dideritanya. Situasi tersebut diperparah karena korban tersesat dan tidak mendapatkan pertolongan di lokasi ia ditemukan.

“Dugaan sementara korban meninggal karena sakit dan usia lanjut. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” tegas Ade menerangkan.

Atas kejadian ini, pihak kepolisian mengimbau keluarga dan masyarakat sekitar agar lebih memperhatikan anggota keluarga yang sudah lanjut usia, terutama yang mengalami gangguan daya ingat.

“Perhatian dari keluarga sangat penting agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” pungkasnya. (tmB)