Sanggau, BerkatnewsTV. Wakil Bupati Sanggau, Susana Herpena mengingatkan kehidupan yang semakin kompleks dan modern ini, manusia menghadapi berbagai tantangan baik secara moral, sosial, maupun spiritual.
“Oleh karena itu, kegiatan misi umat seperti ini sangatlah relevan, karena menjadi sarana pembinaan iman, pendalaman nilai-nilai Kristiani serta memperkuat relasi pribadi dengan Tuhan dan sesama,” katanya saat membuka Misi Umat Stasi Pemodis Desa Thang Raya di Gereja Beato Eugenius Bossio Stasi Pemodis, Desa Thang Raya, Kecamatan Beduai pada Selasa (15/7).
Menurut Susana kehidupan rohani yang kuat akan membentuk manusia yang tangguh, rendah hati dan bijaksana dalam menyikapi berbagai persoalan hidup.
“Di tengah arus zaman yang terus berubah cepat, kehidupan spiritual menjadi pondasi yang kokoh agar umat tetap setia pada nilai-nilai kasih, kejujuran, pengampunan dan pengabdian. Di sisi lain, iman persaudaraan adalah pilar penting dalam menjaga harmoni sosial, dalam semangat persaudaraan sejati. Umat Katolik diajak untuk membuka diri terhadap sesama, menjalin relasi yang sehat dan menjadi jembatan kasih di tengah masyarakat,” harapnya.
Baca Juga:
- BIRO RASA Berikan Pelayanan Rohani Untuk Pasien
- OPINI–Pondok Pesantren, Pencetak Generasi Terbaik Generasi Masa Depan di Masa Modernisasi
Terkhusus bagi umat Katolik dan masyarakat Dayak di Stasi Beduai Paroki Salib Suci, Susana menilai sebagai bagian integral dari budaya dan sejarah Sanggau. Masyarakat Dayak memiliki nilai-nilai luhur yang sudah diwariskan turun-temurun, keteguhan hati, semangat gotong royong, cinta akan alam dan sesama serta kepercayaan kepada yang ilahi adalah nilai-nilai yang selaras dengan ajaran iman Katolik.
“Oleh karena itu, pembinaan iman Katolik bagi masyarakat Dayak haruslah menjadi proses yang menyatu dengan budaya dan jati diri, bukan sesuatu yang memisahkan, tetapi justru memperdalam dan memperkuat nilai-nilai luhur tersebut,” jelasnya.
Susana meminta Misi Umat Stasi Pemodis jangan hanya sebuah kegiatan keagamaan semata tetapi juga merupakan wahana pembinaan mental, spiritual dan karakter umat beriman agar semakin kokoh dalam iman, bijak dalam bertindak dan bermartabat dalam menjalani kehidupan.
“Dengan demikian, pembinaan iman Katolik yang dilakukan secara kontekstual dan menyatu dengan budaya Dayak, bukan hanya memperkuat kehidupan rohani umat, tetapi juga mendorong tumbuhnya pribadi-pribadi yang berkualitas yang tidak hanya beriman teguh, tetapi juga mampu menjadi pelopor perubahan, agen kedamaian dan pelayan masyarakat,” tuturnya.(pek)