Kapolda Kalbar Kantongi Nama Bos dan Personel Kolektor Emas PETI

Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto telah mengantongi bosa besar dan nama-nama personel yang telah menjadi kolektor emas hasil PETI
Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto telah mengantongi bosa besar dan nama-nama personel yang telah menjadi kolektor emas hasil PETI

Singkawang, BerkatnewsTV. Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto mengaku telah mengantongi sejumlah nama anggota personel yang menjadi kolektor emas hasil dari PETI.

Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) memang telah menjadi salah atensi khusus Pipit sejak menjadi Kapolda Kalbar pada April 2023.

Sebab Pipit melihat dampak negatif PETI sangat membahayakan tidak hanya bagi kesehatan masyarakat seperti mengalami stunting namun juga kerusakan lingkungan yang berkepanjangan.

“Saya sudah memberikan warning jangan main-main anggota menjadi kolektor, nama-namanya sudah ada dengan saya akan saya mutasikan,” tegasnya.

Bahkan saat kunjungan kerja ke Singkawang pada Kamis (14/9) lalu, Pipit menduga bahwa Kota Singkawang menjadi daerah basah transaksi emas hasil PETI dari berbagai daerah di Kalbar. Sehingga diduga banyak kolektor emas hasil PETI Kalbar di sana.

“Kalau kita biarkan tambang kimia beredar, dengan bangganya di Singkawang banyak toko emas, emas dari mana. Masih banyak anggota bermain menjadi kolektor di Singkawang. Saya fokus di Singkawang juga ada pelaku besar dan sudah di sidik Polda,” tuturnya.

Pipit juga meminta agar seluruh Kapolres di Kalbar mengawasi distribusi BMM Subsidi yang ditengarai untuk PETI. Sehingga banyak sejumlah SPBU kerap antre mendapatkan BBM subsidi.

“Kenapa saya minta dilakukan penegakkan hukum, korelasinya BBM lari ke pelaku tambang yang seharusnya lari ke masyarakat. Parameternya bahwa ada apresiasi dari Dirut Pertamina, dengan kebijakan Kapolda dengan cara mengawasi distribusi BBM tepat sasaran,” harapnya.

Baca juga:

Menurut Pipit, maraknya PETI sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat yang berdampak terhadap stunting dan kerusakan lingkungan yang panjang.

“Bagaimana kita mau mengatasi stunting, ini ada korelasinya dengan stunting, pelaku tambang kimia berpengaruh dengan air tanah yang dipakai sehari-hari untuk keperluan mencuci pakaian/beras lari ke laut. Ikan mengonsumsi kimia dan dikonsumsi kita, kerusakan lingkungan yang terjadi,” bebernya.

Selain itu tambah Pipit, PETI justru juga tidak memberikan dampak positif untuk pendapatan bagi negara dari sektor pajak. Padahal, Kalbar memiliki lahan yang sangat luas bisa digunakan untuk bertani dan sektor lain, tidak hanya bertambang emas saja.

“Lahan di Kalbar sangat luas bisa digunakan untuk bertani tidak hanya untuk bertambang. Saya juga harus memikirkan solusi untuk mendorong tata kelola pertambangan emas di Kalbar dari ilegal menjadi legal sehingga mereka mendapatkan CSR nya ini bermanfaat bagi negara baik pajak dan non pajak,” terangnya.

Karenanya Pipit menekankan tidak ada kepolisian yang mengijinkan dengan pertambangan dan penegakkan hukum yang kompromi karena tidak ada baiknya ke negara.

“Saya minta Kapolres dan jajaran tolong berpikir jangan ngomel apa yang Kapolda sampaikan. Tidak ada lain merkuri harus dihapuskan, kita sebentar lagi akan menghadapi ledakaan demografi, jika lingkungan tidak sehat makanan dikonsumsi tidak sehat bagaimana bisa menjadikan masyarakat yang bersaing,” tegasnya lagi.(uck/tmB)