loading=

Menko PMK Apresiasi Kemiskinan Ekstrem Kubu Raya Bisa Dibawah Nasional

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy saat menghadiri Rakernas II IKA PMII, Jumat (26/5) optimis kemiskinan ekstrem Kubu Raya akan turun hingga ke titik paling terendah bahkan jauh dibawah angka nasional.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy saat menghadiri Rakernas II IKA PMII, Jumat (26/5) optimis kemiskinan ekstrem Kubu Raya akan turun hingga ke titik paling terendah bahkan jauh dibawah angka nasional. Foto: dian

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy optimis kemiskinan ekstrem Kubu Raya akan turun hingga ke titik paling terendah bahkan jauh dibawah angka nasional.

“0,38 jadi sudah hampir nol kemiskinan ekstrem di Kubu Raya, termasuk di Kalimantan Barat. Sedangkan nasional masih duduk diangka 1,74 dari PBS tapi kalau Bank Dunia menghitung Indonesia sudah 1,5 sehingga kita kejar tayang terus ini dengan harapan dalam setengah tahun sudah betul-betul 0 persen,” harapnya usai membuka Rakernas II IKA-PMII di Sui Raya, Jumat (26/5).

Kemiskinan ekstrem tentu ada kaitannya dengan kasus stunting. Namun Muhadjir mengaku ada perbedaan angka antara SSIG dan PPDM. SSIG mencatat masih ada 17 persen lebih sedangkan PPDM sekitar 7 persen.

Namun ia yakin Kalbar dapat menurunkan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024.

Baca Juga:

Karenanya ia berharap IKA-PMII agar dapat mengambil bagian dalam tiga hal yakni penanganan stunting, pendidikan karakter (akhlak), kemudian pembukaan lapangan kerja melalui pelatihan-pelatihan.

Sementara Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menyatakan penanganan stunting telah diatur komposisinya baik melalui Posyandu, PAUD, hingga regulasi untuk desa tentang penambahan makanan.

“Karena desa lebih efektif untuk menyuplai makanan tambahan. Intervensi lain juga ada seperti sanitasi, wc yang layak, ini terus kita perkuat dengan data-data makanya kemiskinan eksterm berkurang karena rumah yang tidak layak huni telah menjadi layak huni. Begitu juga yang sebelumnya belum ada wc sekarang sudah ada. Data-data seperti ini, akurat dan terukur karena by name dan by address,” bebernya. (dian)