loading=

Biaya Listrik di Seren Selimbau Capai Rp2 Juta per Bulan

Masyarakat Desa Seren Selimbau di Kecamatan Lumar terpaksa harus merogoh kocek ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk biaya listrik yang digunakan membeli minyak solar dan perawatan mesin diesel. Seperti yang dialami Kindok sudah bertahun - tahun dijalaninya.
Masyarakat Desa Seren Selimbau di Kecamatan Lumar terpaksa harus merogoh kocek ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk biaya listrik yang digunakan membeli minyak solar dan perawatan mesin diesel. Seperti yang dialami Kindok sudah bertahun - tahun dijalaninya. Foto: alex

Bengkayang, BerkatnewsTV. Masyarakat Desa Seren Selimbau di Kecamatan Lumar terpaksa harus merogoh kocek pribadinya ratusan ribu bahkan hingga jutaan rupiah per bulan untuk biaya penerangan listrik.

Sebab hingga kini warga masih mengandalkan mesin diesel sebagai sarana penerangan sehingga biaya tersebut digunakan untuk mengisi minyak solar dan pemeliharaan mesin diesel.

“Bayangkan ya, 2 liter solar paling tahan 3 – 4 jam saja mmulai dari pukul 06.00 sore sampai 09.00 lewat atau pukul 10.00 malam. Belum lagi kalau ada acara keluarga atau lainnya yang perlu penerangan sampai pukul 12.00 malam. Jadi, kami harus keluarkan uang hingga Rp2 juta untuk solar dan kerusakan dinamo atau mesin saja. Mana lagi solar sekarang sudah naik,” keluh warga Desa Seren Selimbau, Kindok ditemui berkatnewsTV, Sabtu (4/3).

Kindok memiliki usaha warung kelontong di pertigaan Lumar Molo Selayu. Mirisnya lagi, desa tempatnya hanya berjarak 9 km dari Lumar namun ia belum merasakan penerangan listrik dari PLN.

Baca Juga:

Ia sebutkan sudah puluhan kali sejak dulu, beberapa orang kepala desa dan warga sering kali mengajukan proposal bantuan listrik ke PLN Bengkayang. Namun, hingga kini belum pernah terealisasi.

“Dari zaman Gidot dulu, di periode 1 udah kami ajukan, kemudian di periode 2 tapi sampai sekarang kami tidak ada lihat yang namanya tiang listrik. Yang ada hanya tiang listrik di Dusun Molo hingga Sapak,” ungkapnya.

Saat pilkada atau pemilu, bertaburan janji politik kepada masyarakat bahwa akan masuk listrik desa. Namun saat pemilihan gubernur proyeknya berhenti hingga kabel dan listriknya tak kunjung datang sampai sekarang.

Senada disampaikan warga lainnya, Marjoni yang kesal lantaran proposal diajukan warga tidak ditanggapi hingga kini.

“Proposalnya pun mungkin tidak dibaca, hanya masuk tong sampah, maka tidak ada pergerakan dari pemerintah terkait liatrik ini,” kesalnya.

Ia berharap proposal yang diajukan agar segera ditanggapi oleh pihak terkait.(lex)