Kubu Raya, BerkatnewsTV. Siswa SD di Kabupaten Kubu Raya akan diajarkan tentang mata pelajaran gambut dan mangrove.
Kurikulum muatan lokal (mulok) ini bekerja sama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya dan ICRAF Indonesia yang didukung oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).
Koordinator Paket kerja pengelolaan pengetahuan, proyek Peat-IMPACTS, ICRAF Indonesia Andree Ekadinata mengatakan mulok gambut dan mangrove ini upaya untuk mengedukasi anak SD.
“Tujuan akhirnya adalah agar generasi yang akan memimpin bangsa ini kedepannya punya basis pengetahuan yang cukup sehingga tidak mengulangi kesalahan masa lalu tentang pengelolaan dan sistemnya,” jelasnya saat Diskusi Terpumpun (FGD) Tim Pengembang Kurikulum Mulok Gambut Dan Mangrove, Selasa (29/3).
Harapan jangka panjang menjadi sebuah target utama dimana anak SD ini akan secara perlahan dapat mencintai dan memahami tentang gambut dan mangrove sejak usia dini.
Ada dua opsi rencana penerapan mulok gambut dan mangrove yakni menjadikan mata pelajaran khusus yang berdiri sendiri atau mengintegrasikan dengan mata pelajaran lain.
“Namun Kubu Raya memilih opsi kedua, misalnya mengintegrasikan dengan pelajaran Bahasa Indonesia, IPA atau Matematika,” jelasnya.
Agar siswa SD mudah memahami dan menyerapkan tentang gambut dan mulok, tim khusus pun menyusun silabus.
Baca Juga:
“Pengajarannya nanti tidak mungkin seperti karya tulis ilmiah akan tetapi disampaikan secara gamblang dan mudah dipahami, mungkin secara visual tidak menggunakan teks. Materinya seperti bagaimana gambut itu terbentuk, bagaimana gambut bisa rusak dan apa pengelolaannya yang lebih baik,” tutur Andree.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya M Ayub mengatakan muatan lokal adalah instrumen edukatif yang tepat, guna membangun kesadaran dan pemahaman terhadap pentingnya upaya perlindungan dan pemanfaatan serta fungsi
lingkungan (gambut dan mangrove) sejak dini.
“Harapannya melalui edukasi lingkungan gambut dan mangrove, masyarakat dapat mengenal, mencintai, mengelola, memanfaatkan, dan tetap menjaga lahan gambut dan mangrove sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Kami mengajak ICRAF Indonesia dan BRGM yang lebih memahami tentang konten materi tentang gambut untuk menghadirkan kurikulum muatan lokal gambut dengan konsep yang lebih memajukan Kubu Raya,” harapnya.
Saat ini telah dibentuk Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal Gambut dan Mangrove melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Kabupaten Kubu Raya.
Selain akan diterbitkan SK tim pengembang kurikulum muatan lokal gambut dan mangrove, juga akan dilakukan perubahan atas Perbup Nomor 6 tahun 2015 tentang pelaksanaan kurikulum muatan lokal.
Saat ini kurikulum muatan lokal di Kubu Raya belum memasukkan pendidikan lingkungan khususnya yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan gambut dan mangrove.(rob)