Description

Kalbar Salah Satu Provinsi Terbanyak Stunting di Indonesia

Direktur Komunikasi, Informasi dan Edukasi BKKBN RI, Eka Sulitiawati Ediningsih saat sosialisasi pendataan keluaarga.
Direktur Komunikasi, Informasi dan Edukasi BKKBN RI, Eka Sulitiawati Ediningsih saat sosialisasi pendataan keluaarga. Foto: ist

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Kasus stunting di Provinsi Kalbar masih sangat tinggi untuk tingkat nasional. Bahkan, Kalbar termasuk 10 besar terbanyak dengan provinsi lainnya di Indonesia.

Provinsi tersebut yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Barat (Kalbar), Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.

“Kalbar termasuk sepuluh besar kasus stunting terbanyak di Indonesia. Angkanya 22 persen,” ungkap Direktur Komunikasi, Informasi dan Edukasi BKKBN RI, Eka Sulitiawati Ediningsih.

Kendati kasus angkanya tinggi, namun Eka optimis Kalbar bisa menurunkan kasus stunting hingga di tahun 2024 seperti yang ditargetkan Presiden Joko Widodo.

“Presiden Jokowi telah menargetkan di tahun 2024 kasus stunting di Indonesia harus turun hingga 14 persen. Untuk itu nantinya akan ada sekitar 275 ribu balita yang ditargetkan untuk pendataan,” ucapnya.

Baca Juga:

Adanya pendataan keluarga menurut Eka sebagai salah satu upaya untuk menurunkan kasus stunting di Kalbar.

“Apalagi kami melihat sejumlah kabupaten/ kota di Kalbar telah menyatakan komitmennya untuk menurunkan stunting di wilayahnya masing-masing,” tuturnya.

Ia contohkan Kabupaten Kubu Raya yang telah berkomitmen menurunkan stunting dengan berbagai upaya dan langkah program yang masif.

“Sehingga kasus stunting di Kubu Raya 13 persen. Angka ini telah berada di bawah target nasional. Semoga di tahun 2024 stunting di Kubu Raya semakin menurun,” harapnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Tenny Calvenny Soriton mengatakan setiap balita juga akan menjadi sasaran dalam pendataan keluarga.

“Jadi dalam satu keluarga itu tidak hanya orang tuanya yang kita data namun juga balita-balita kita data. Ini sekaligus untuk mengetahui perkembangan kondisi si anak,” pungkasnya.(rob)