Jalan Poros Hancur dan Berkubang Lumpur

Jalan poros di Desa Durian
Kondisi jalan poros di Desa Durian di Kecamatan Sui Ambawang rusak parah yang menjadi urat nadi masyarakat. Foto: ist

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Masih banyak kondisi infrastruktur seperti jalan poros di Kabupaten Kubu Raya yang memprihatinkan. Bahkan sejumlah ruas jalannya berkubang lumpur. Seperti yang dikeluhkan Indra warga Desa Durian di Kecamatan Sui Ambawang.

Hampir saban hari, ia terpaksa harus melewati jalan poros bak bubur lumpur yang kerap membuat dirinya hampir terjatuh.

“Kondisi jalan hancur ini sudah lama. Apalagi kalau musim hujan tak dapat dibayangkan kondisinya. Lewat pun sulit meskipun pakai motor,” tuturnya, Selasa (29/12).

Ia mengaku bersama warga lainnya pernah mempertanyakan masalah ini kepada salah satu anggota dewan Kubu Raya yang berdomisili di Desa Durian. Namun ia kecewa lantaran tidak dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat.

“Percuma juga kami punya wakil rakyat tapi tidak bisa memperjuangkan aspirasi. Waktu mau maju caleg banyak janjinya tapi setelah duduk seperti ini,” kesalnya.

Ia dan warga lainnya berharap agar Pemkab Kubu Raya dapat memperhatikan pembangunan jalan poros di Desa Durian. Lantaran jalan poros tersebut sebagai urat nadi utama masyarakat untuk beraktifitas dan roda ekonomi.

Anggota DPRD Kubu Raya dari Fraksi Gerindra, Rohmad mengaku telah berusaha memperjuangkan aspirasi yang disampaikan warga.

“Saya sudah berusaha memperjuangkan aspirasi warga. Sudah saya sampaikan ke pemerintah daerah melalui dinas terkait. Nah, sebenarnya di tahun 2020 ini anggarannya sudah ada akan tetapi dikarenakan pandemi covid terpaksa dialihkan untuk penanganan covid. Ditambah lagi tidak ada kucuran DAK dari pusat,” jelasnya.

Rohmad menyatakan dirinya berterima kasih atas keluhan dan aspirasi yang disampaikan warga. Sebab hal itu akan menjadi dasar dirinya untuk menyampaikan ke pemerintah daerah.

“Saya berterima kasih kepada warga mau menyampaikan aspirasinya. Namun insyallah tahun depan telah dianggarkan sekitar Rp3 atau 4 miliar untuk perbaikan jalan poros. Tentunya tidak bisa sekaligus akan tetapi bertahap karena anggaran yang terbatas sehingga harus berbagi untuk di daerah lain,” ungkapnya.

Ia sebutkan jalan yang rusak kurang lebih 2 kilometer dengan kondisi berlubang yang cukup parah. Jalan tersebut menghubungkan liam desa antara lain Desa Durian, Desa Simpang Kanan, Desa Puguk, Desa Bengkarek, Desa Pasak dan Desa Pasak Pisang.

Ia juga berharap jalan poros Desa Durian – Pasak perlu pembersihan parit karena parit yang berada di jalan poros banyak yang tersumbat sehingga perlu pembersihan sebab sering mengakibatkan banjir begitu hujan.

Baca Juga:

Sementara itu Anggota DPRD Kubu Raya dari Fraksi Demokrat Ani Suryani menyebutkan untuk jalan poros di Kuala Mandor juga akan dilakukan perbaikan ditahun depan.

“Insyaallah tahun 2021 ada sekitar Rp1-2 miiar telah dialokasikan untuk perbaikan jalan poros di Desa Kuala Mandor A Kecamatan Kuala Mandor,” tuturnya.

Ia menilai jalan tersebut penting dilakukan perbaikan sebab selain sebagai urat nadi akses utama juga tahun depan akan digelar MTQ tingkat kabupaten di Kuala Mandor.

“Jadi, kalau akses jalannya rusak maka akan menyulitkan peserta MTQ lewat. Maka jalan ini juga hendaknya menjadi prioritas tahun depan,” harapnya.

Baca Juga:

Sementara itu tahun 2021 Pemkab Kubu Raya membatalkan sejumlah alokasi anggaran untuk pembangunan sejumlah kantor dinas dan pengadaan mobil dinas. Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengatakan, pembatalan itu selain digunakan untuk penanganan covid-19 juga untuk pembangunan infrastruktur.

“Nilainya sekitar lebih dari Rp20 miliar. Beberapa pembangunan kantor yang dibatalkan seperti Kantor Disnakertrans, Kantor BPBD, Kantor Dinas Sosial, Kantor BPPRD. Termasuk mobil dinas pejabat maupun belanja lainnya,” ungkap Muda.

Kebijakan pembatalan itu disebutkan Muda lantaran Pemkab Kubu Raya lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat. “Jadi kita memang harus mengalah lah dulu untuk kepentingan umum yang korelasinya bersentuhan langsung dengan masyarakat,” terangnya.

Apalagi, disebutkan Muda, kondisi infrastruktur di Kubu Raya memang masih memprihatinkan. Sebab dari 646 km jalan poros, separuhnya mengalami kerusakan parah. Ditambah lagi musim hujan mulai melanda di sejumlah daerah mengakibatkan kondisinya semakin rusak.

“Sebenarnya di tahun 2020 ini alokasi anggarannya sudah terencana akan tetapi dikarenakan pandemi covid-19 sehingga dana tersebut dipangkas dan direalokasikan untuk penanganan covid-19, namun dialokasikan di tahun 2021,” tuturnya.

Di tengah pandemi covid-19, Muda memastikan alokasi belanja daerah lebih cenderung untuk kebutuhan masyarakat.

“Jadi, arahnya yang lebih penting untuk belanja-belanja yang produktif bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

DIketahui APBD Kabupaten Kubu Raya diproyeksikan mengalami penurunan drastis. Hal ini dikarenakan pendapatan daerah yang bersumber dari pemerintah pusat seperti DAK atau DAU turun akibat dampak pandemi covid-19.

Target pendapatan daerah di APBD 2021 sebesar Rp1,41 triliun. Terdiri dari PAD Rp 146,30 miliar dan pendapatan transfer Rp1,26 triliun.

Kemudian target belanja daerah sebesar Rp1,52 triliun. Terdiri dari belanja operasi Rp1,14 triliun, belanja modal Rp146,54 miliar. Serta belanja modal, jaringan, irigasi Rp92,42 miliar. Belanja tidak terduga Rp5 miliar dan belanja transfer Rp226,15 miliar.

Dengan defisit anggaran Rp107,04 miliar akan ditutupi dari prakiraan Silpa tahun anggaran 2020 Rp57,47 miliar dan penerimaan.(pek/tmB/wan)