Pontianak, BerkatnewsTV. Lukisan mural dengan warna-warni cerah pada dinding rumah warga terpampang ketika memasuki Gang Kamboja Kelurahan Benua Melayu Laut Kecamatan Pontianak Selatan. Rumah warga yang semula bercat polos, berubah total dengan hiasan mural berwarna-warni memberi nuansa baru.
Kawasan ini merupakan konsep Pesona Kampung Kamboja. Bersama-sama warga dan komunitas, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berkolaborasi menjadikan Kampung Kamboja sebagai destinasi wisata baru yang ada di Pontianak.
“Nanti mungkin atapnya dicat warna-warni. Kalau orang yang berkunjung ke sini berswafoto dan dishare di media sosial, bukan tidak mungkin menjadi viral dan mengundang rasa penasaran orang untuk berkunjung ke sini,” kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono saat launching Pesona Kampung Kamboja, Minggu (29/9).
Ia berharap Kampung Kamboja ini bisa menjadi role model atau percontohan bagi kawasan lainnya. Para camat dan lurah khususnya wilayah kerjanya mencakup kawasan waterfront, diminta untuk terus melakukan kreativitas dan inovasi.
Pihaknya akan memberikan dukungan dengan program-program penataan kualitas pemukiman dengan lingkungannya melalui peningkatan infrastruktur.
“Saya mengajak warga di kawasan pinggir Sungai Kapuas untuk bangkit bersama membangun kawasan ini,” ajaknya.
Bagi warga di sekitar waterfront yang memiliki potensi, Edi meminta lurah untuk mendatanya sehingga Pemkot Pontianak bisa memberikan dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan warga, terutama program-program berkaitan dengan ekonomi kreatif (ekraf).
“Kalau yang sudah ada ini Kampung Batik, mungkin nanti bisa dikembangkan kulinernya, kerajinan dan lain sebagainya,” tuturnya.
Kawasan Kampung Kamboja yang bersih, tertata rapi dengan penghijauannya ini dinilainya akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung ke Kampung Kamboja. Dengan demikian akan mengundang minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara untuk datang ke Kampung Kamboja. Apalagi, lanjut dia, di sepanjang waterfront hampir setiap hari dipadati pengunjung, terutama setiap akhir pekan.
“Kita akan survey di area mana yang bisa ditanami pohon-pohon untuk penghijauan sehingga waterfront terlihat lebih asri,” ungkap Edi.
Bagi rumah-rumah lama yang memiliki nilai sejarah, pihaknya akan coba mendata untuk menjadikannya sebagai rumah budaya. Rumah-rumah tua tersebut dijaga agar tidak berubah bentuknya, tetapi fungsi bangunannya tetap bisa digunakan.
Menurutnya, rumah-rumah tersebut tidak harus dibongkar atau membangun baru dengan perubahan yang drastis, tetapi cukup diperbaiki dan ditata.
Tahun depan, pembangunan waterfront akan dilanjutkan hingga ke Kapuas Indah. Selanjutnya diteruskan sampai ke Imam Bonjol.
“Semua akan merasakan dampak positifnya dengan adanya pembangunan waterfront dan promenade supaya masyarakat bisa sejahtera,” pungkasnya.(jim)