Suami Tidak Yakin Sawiyah Meninggal Akibat Virus MERS-CoV

Jasmain Bado suami almarhumah Sawiyah tidak yakin istri tercintanya meninggal dunia akibat virus MERS-CoV. Foto: Iki

Kubu Raya, BerkatnewsTV. Jasmain Bado suami almarhumah Sawiyah tidak yakin istri tercintanya meninggal dunia akibat virus MERS-CoV.

Ungkapan itu disampaikannya saat BerkatnewsTV bertandang ke rumahnya di Komplek Bumi Batara I Jalur II nomor A16, pada Rabu (13/3).

“Itu indikasi aja. Kalau Ibu kena virus tentu saya juga kena. Yang namanya virus itu kan menyebar sangat kuat. Karena saya tidak pernah pisah sama Ibu. Jangankan saya, 37 orang yang ikut rombongan mungkin bisa kena,” ujarnya.

Keyakinan itu semakin menguat sebab dikatakan Jasmain bahwa sebelum berangkat umrah telah disuntik imunisasi dan dinyatakan sehat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan.

“Memang ada kena asam urat tapi masih mampu berangkat. Sebab waktu disuntik kita udah dikasi tau masih bisa. Tawaf tujuh kali masih mampu. Cuman pas Sa’i aja yang kewalahan karena asam uratnya kambuh,” tuturnya.

Jasmain meyakini bahwa perbedaan cuaca yang ekstrim antara Indonesia dan Arab Saudi menjadi faktor utama dari timbulnya gejala sakit tenggorokan, demam dan batuk yang dialami istrinya.

“Karena kami juga sama. Cuaca di sana benar-benar beda dengan di sini. Sampai sekarang saja saya masih menggigil padahal cuaca panas seperti ini,” ucapnya.

Meski demikian, ia pun mengaku siap membantu pihak terkait untuk mencari tahu apakah memang benar istrinya meninggal akibat virus MERS-CoV atau tidak.

“Dinas Kesehatan Provinsi ada datang ke sini beberapa hari lalu mengambil sampel dari saya untuk dikirim ke Jakarta. Mungkin beberapa hari kedepan hasilnya bisa keluar,” terangnya.

Meski mengaku sedih, Jasmain ikhlas atas kepergian istri tercinta untuk selama-lamanya menghadap Sang Khalik.

“Perasaan sedih pasti ada, mau gimana lagi kalau sudah ketentuan Allah. Kita berdo’a semoga istri saya ditempatkan di sisi Allah yang paling baik. Karena disisi lain istri saya entah kenapa merasa pingin sekali ke Mekkah, mungkin itu suatu pertanda,” tutupnya lirih. (iki)